"Kami ingin mendorong UNI MLC bisa ikut memberikan pemahaman kepada teman-teman serikat buruh di Indonesia tentang pentingnya semacam sekolah yang ada di bawah serikat pekerja," kata Menteri Hanif melalui siaran pers di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut disampaikan Hanif saat bertemu dengan Workers Institute of Technology (WIT) dan UNI Malaysia Labour Centre (UNI MLC) dalam rangkaian kunjungan kerja ke Malaysia di Kuala Lumpur.
Dia menyatakan, saat ini Indonesia memiliki 21 balai latihan kerja (BLK) pemerintah di bawah pembinaan langsung Kementerian Ketenagakerjaan atau unit pelaksana teknis pusat (UPTP) yang tersebar di 13 provinsi.
Hanif menilai, jumlah tersebut masih sangat kurang, meskipun secara keseluruhan, jumlah BLK yang dioperasikan pemerintah pusat dan pemerintah daerah baru sekitar 305 BLK.
Bahkan jika ditambahkan dengan pusat pelatihan industri dan LPK swasta, kapasitas pelatihan pun masih kurang.
Menaker berharap, serikat pekerja di Indonesia dapat mencontoh UNI MLC, di mana mereka juga terlibat dalam pembangunan SDM.
"Di Indonesia sejauh yang saya tahu, tidak ada," ujarnya.
Pertemuan Hanif dengan WIT dan UNI MLC dalam rangka berbagi informasi terkait keterlibatan pemerintah, pengusaha, serikat pekerja dalam mengembangkan pelatihan vokasi di Malaysia.
Selain itu juga dilakukan pertukaran informasi pembentukan WIT di Malaysia, meliputi kelembagaan dan tata kelola; sumber pendanaan. Keterlibatan dan berbagi tanggung jawab antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja dalam WIT.
Pertemuan ini juga merupakan upaya penjajakan potensi kerja sama program dan berbagi pengalaman terbaik dalam rangka peningkatan program dan kurikulum di BLK dan Politeknik Ketenagakerjaan milik Kementerian Ketenagakerjaan.
"Kami berharap ke depan juga ada pertukaran pelajar/instruktur BLK dan Politeknik Kemnaker serta pembentukan program bersama dengan Politeknik Ketenagakerjaan," kata dia.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019