"Perkembangan saat ini sudah 27,2 persen. Sampai akhir tahun targetnya 49-50 persen," ujar Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan nilai investasi yang telah dikeluarkan perseroan untuk proyek itu mencapai sekitar Rp21,6 triliun. Sementara total investasi mencapai Rp80 triliun.
"Berapa besarannya yang dipakai, 27 persen kalikan Rp80 triliun," ucapnya.
Pada kuartal kedua 2021 mendatang, lanjut dia, diharapkan dapat melaksanakan uji coba operasi kereta cepat itu selama tiga hingga empat bulan. Setelah itu beroperasi secara penuh pada tahun sama jika tidak mengalami kendala.
Terkait lahan, Tumiyana mengatakan, masih terdapat sekitar 2,7 persen dari total kebutuhan lahan yang belum dibebaskan. Lahan tersebut merupakan fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos-fasum).
"Fasos-fasum itu tidak harus dikerjakan di depan," katanya.
Ia menambahkan proyek kereta cepat itu nantinya akan menguntungkan bagi perseroan, dalam hal bisnis properti di sekitar lintasan.
"Ada tiga kawasan besar, pertama di Karawang, terus yang kedua berada di Tegalluar, perbatasan Bandung dan kawasan ketiga yang paling besar berlokasi di Walini," ujar Tumiyana.
Baca juga: Pembebasan lahan KA Cepat Jakarta-Bandung capai 98 persen
Baca juga: Ridwan Kamil: Tak ada alasan menolak kereta cepat Jakarta-Bandung
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019