Ratu lompat Indonesia itu dalam hari terakhir penyelenggaraan, Rabu, kembali meraih medali emas di cabang lompat jangkit senior. Maria mencatatkan lompatan sejauh 13,27 meter.
Sementara lawan-lawannya jauh dari catatan lompatan Maria Londa. Mereka tidak bisa mencapai lompatan hingga 13,00 meter.
Atlet asal Jabar Ika Puspa Dewi menempati posisi kedua dengan lompatan 12,10 meter dan posisi ketiga diraih Ni Luh Mitayuni asal Bali dengan catatan 12,07 meter.
Lompat jangkit ini memang bukan andalannya Maria Londa. Perempuan asal Bali ini memiliki spesialisasi di lompat jauh. Namun catatan Rekornas yang bertahan hingga saat ini masih dipegang Maria dengan lompatan sejauh 14,17 meter pada 2013.
"Hasil yang lumayan untuk perdana (di lompat jangkit). Saat pertama tampil berpikir diawalan saja sih, karena lompat jangkit itu beda dengan lompat jauh," kata dia.
Menurut dia, Kejurnas ini merupakan kejuaraan pertamanya mengikuti nomor lomba jangkit sejak terakhir kali turun pada SEA Games 2017 dan berhasil mempersembahkan medali perak.
"Keputusan ngambil lompat jangkit dari saya sendiri karena, latihan saya di lompat jangkit menunjang saya di lompat jauh," katanya.
Maria Londa juga menceritakan bahwa dirinya memiliki pengalaman buruk dalam lompat jangkit. Cedera yang ia dapatkan rata-rata saat turun di nomor lompat jangkit. Namun, ia mencoba untuk terjun lagi serta melawan ketakutan akan cedera. Tujuannya, agar bisa masuk dalam SEA Games 2019.
"Keinginan pribadi ingin turun lagi (di lompat jangkit). Semakin berani sih dibanding kemarin-kemarin untuk latihan aja takut, jangankan untuk tanding," kata dia.
Sementara di pertandingan lompat jauh beberapa hari sebelumnya, Maria Londa mencatatkan lompatan sejauh 6,68 meter. Diikuti atlet asal Nusa Tenggara Barat Rohani yang membukukan lompatan 5,82 meter dan pelari Daerah Istimewa Yogyakarta, Nica Beta Ayu, dengan lompatan terbaiknya 5,54 meter.
Baca juga: Tujuh Rekornas tercipta hingga hari kelima Kejurnas Atletik
Baca juga: Agung Wahyudi mempertajam catatan pribadi pada lompat jangkit
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019