"Saya merasa tidak bangga saja, karena Atjong jatuh di 200 meter akhir," ujar Eliaser usai lomba di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Eliaser Gamase berhasil mencatatkan waktu 9 menit 20.57 detik mengungguli pelari asal Sulawesi Selatan Syamsuddin Massa yang meraih medali perak dengan catatan 9 menit 22.91 detik dan disusul pelari asal Jawa Timur Rahmad Setiabudi mendapatkan medali perunggu dengan catatan waktu 9 menit 29.39 detik.
Sepanjang perlombaan, pada tujuh putaran Eliaser tidak berada di posisi tiga terdepan. Di posisi terdepan ada Atjong Tio Purwanto pelari asal Jawa Timur yang memegang rekor nasional di ASIAN Games 2018 dengan catatan waktu 8 menit 54.32 detik.
"Karena strategi saya tidak emosi main di kelas saya sendiri. Kebetulan masa pemulihan cedera di tendon kiri," ujar atlet berusia 24 tahun itu.
Dalam perlombaan itu, Atjong terjatuh usai kakinya tertaut pada rintangan gawang sebelum 200 meter memasuki garis finis. Namun Atjong tetap melanjutkan perlombaan dan berada di urutan keempat dengan catatan waktu 9 menit 36.52 detik.
Sementara limit PON XX ada di catatan waktu 9 menit 40.00 detik dan limit pelatnas senior ada di catatan waktu 9 menit 06.00 detik yang telah ditetapkan oleh Pengurus Besa Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) untuk bisa mengikuti SEA Games 2019 di Manila, Filipina.
Kedepannya Eliaser tidak mengharapkan untuk bisa lolos SEA Games 2019, karena catatan waktunya sendiri yang tidak tembus limit pelatnas. "Kemungkinan saya tidak lolos SEA Games, tapi kalau untuk partner Atjong tidak tahu lagi, tergantung keputusan PB PASI," ujar dia.
Seperti diketahui, Eliaser dan Atjong merupakan satu tempat pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Pangalengan, Jawa Barat. Dan sama-sama habis mengalami masa pemulihan cedera usai Asian Games, namun Atjong mengalami cedera pada betis kanannya.
Pewarta: Mochammad Risyal Hidayat
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2019