Wakil Ketua MPR Oesman Sapta menilai penguatan nilai-nilai Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa di kalangan generasi muda sangat perlu dan penting sekali sebab masih ada kelompok masyarakat yang mengabaikan konsensus bernegara itu.Sebagai pimpinan lembaga negara,saya cukup prihatin jika mendengar ada sekelompok masyarakat yang mulai mengabaikan konsensus bernegara kita, katanya
"Sebagai pimpinan lembaga negara,saya cukup prihatin jika mendengar ada sekelompok masyarakat yang mulai mengabaikan konsensus bernegara kita," katanya dalam kuliah umum dan transfer energi dengan tema "Pancasila dan Narasi Kebangsaan Kita" di Universitas Riau, Pekanbaru, Rabu.
Kuliah umum ini merupakan salah satu agenda dalam pengenalan kehidupan kampus yang diikuti 1.253 mahasiswa baru Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Riau.
Dalam kuliah umum itu Oesman Sapta menceritakan percakapan antara Bung Karno dan Presiden Yugoslavia Josef Broz Tito. Dalam percakapan itu Tito membanggakan kekuatan militer untuk mempertahankan bangsanya, sedangkan Bung Karno mengatakan telah mewariskan Indonesia dengan sebuah way of life yang bernama Pancasila.
Baca juga: Wiranto: Membumikan Pancasila tak bisa pakai cara lama
"Sejarah membuktikan Yugoslavia yang mempunyai militer yang kuat sekarang telah pecah menjadi beberapa negara. Sementara Indonesia yang wilayahnya luas dengan ribuan pulau dan suku-suku tetap tegak dengan NKRI," papar pria yang akrab disapa Oso ini.
"Kuncinya adalah satu, karena kita punya ideologi pemersatu yang bernama Pancasila. Pancasila menjadi pandangan hidup sekaligus alat pemersatu bangsa Indonesia. Karena Pancasila, masyarakat Jawa ikut bersedih ketika masyarakat Riau mengalami kebakaran hutan dan lahan," tambahnya.
Menurut Oso, itulah kekuatan ideologi yang bernama Pancasila, maka tidak heran Soekarno pernah mengajak bangsa-bangsa di dunia untuk menggunakan Pancasila sebagai ideologi.
Oso menjelaskan mengapa Pancasila ideologi yang paling tepat, karena bukan ideologi impor.
Baca juga: Budi Karya tegaskan lawan siapa pun yang rendahkan Pancasila
"Pancasila adalah ideologi yang dilahirkan anak-anak bangsa Indonesia, yaitu tokoh ulama, cerdik pandai, dan pemimpin-pemimpin nasional pada saat itu. Nilai-nilai Pancasila digali dari bumi Indonesia. Selain itu Pancasila adalah ideologi yang tidak melawan kodrat," katanya.
Kepada mahasiswa baru FKIP Unri, Oso berpesan untuk mencari pengalaman mengajar. Tidak hanya menguasai teori tetapi juga pengalaman mengajar agar menjadi guru yang baik dan teladan bagi murid serta menghasilkan murid yang cerdas dan bermartabat.
Baca juga: Aher: Pancasila sudah final
"Negara yang maju adalah negara yang menghargai pendidikan. Negara yang maju adalah negara yang mengerti tentang filosofi pendidikan. Negara yang maju adalah negara yang mampu mendidik anak-anak menjadi orang pintar, cerdas dan bermartabat," katanya.
Kuliah umum dan transfer energi ini diakhiri dengan "Deklarasi Jaga Pancasila dan Menolak Paham Radikalisme". Hadir Rektor Unri Prof Dr Aras Mulyadi, Dekan FKIP Unri Dr Mahdum.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019