Salah seorang instruktur, Datu Iskandar Zulkarnaen di Tarakan, Kaltara, Kamis mengatakan pelatihan digelar dua hari, 7-8 Agustus 2019.
Iskandar yang juga Kepala Biro Perum LKBN Antara itu mengatakan, tujuan pelatihan selain mengenalkan jurnalistik, juga peserta diharapkan dalam waktu singkat mampu membuat tulisan.
Salah satu tugas para siswa adalah membuat "diary" atau catatan singkat perjalanan mereka dalam mengenal nusantara setiap hari.
"Apakah menulis itu sulit ?" tanya Iskandar yang telah menyusun sekitar 25 buku, termasuk buku Roman Sejarah Hikayat Datu Lancang dan Puteri Asung Luwan.
"Menulis itu mudah," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa sesungguhnya menulis itu mudah karena secara tidak langsung sudah dipraktikan siswa setiap hari melalui posting status di media sosial.
Tanpa sadar siswa yang rajin membuat status di media sosial sebenarnya adalah proses pembuatan tulisan.
"Ada hal menggugah, keresahan atau renungan untuk kita tuangkan dalam sebuah status di medsos. Sebelumnya, pasti ada pemilihan kata-kata dan gaya bahasa, sebenarnya kalian sudah membuat sebuah 'karya tulisan' saat membuat status di media sosial," katanya.
"Khusus tulisan bernilai jurnalistik tentu memenuhi syarat umum antara lain harus memiliki satu dari 10 katagori news values atau nilai-nilai berita," imbuhnya.
Kemudian, memenuhi syarat-syarat umum berita lain, misalnya ada unsur "5W plus 1 H", tulisan menggunakan pola "piramida terbalik", serta kalimat yang lugas, singkat dan padat.
Kemampuan membuat tulisan itu tinggal diasah, salah satu kuncinya adalah rajin membaca serta belajar dari gaya tulisan orang lain.
"Hakikatnya penulis yang baik itu adakah pembaca yang baik, melalui membaca kita terus belajar, jadi jangan pernah merasa puas dengan hasil karya kita," katanya.
Kegiatan ini digelar oleh PT Telkom Indonesia (Persero) selaku penanggung jawab SMN 2019 Provinsi Kaltara bersama dengan PT Pupuk Kaltim (Persero) dan Perum Jamkrindo selaku penanggung jawab pelaksana kegiatan BUMN Hadir Untuk Negeri di Kaltara bersama diknas setempat melakukan seleksi 40 SMN.
Ke-40 orang siswa yang tes berasal dari 37 sekolah yang terdiri atas 20 sekolah menengah atas (SMA) dan 17 sekolah menengah kejuruan (SMK).
Tujuh siswa berasal dari Kabupaten Bulungan, delapan siswa dari Kabupaten Malinau, delapan siswa dari Kabupaten Nunukan, empat siswa dari Kabupaten Tana Tidung, dan 13 siswa dari Kota Tarakan.
Akhirnya lolos 23 pelajar untuk mengikuti program SMN 2019 yang pada tahun ini Kaltara akan bertukar dengan provinsi Kepulauan Riau (Kepri) selama kurang lebih satu minggu.
Baca juga: Pupuk Indonesia serahkan bantuan ke Sebatik
Baca juga: SMN asal Jakarta pelajari hutan mangrove Tarakan
Baca juga: Peserta SMN asal Kaltara ingin buka toko "online"
Pewarta: Iskandar Zulkarnaen
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019