• Beranda
  • Berita
  • Unej kembangkan plastik ramah lingkungan dari tongkol jagung

Unej kembangkan plastik ramah lingkungan dari tongkol jagung

8 Agustus 2019 21:26 WIB
Unej kembangkan plastik ramah lingkungan dari tongkol jagung
Dosen Program Studi Teknik Kimia FT Unej memberikan arahan kepada ibu-ibu warga Desa Dawuhan Mangli dalam pelatihan pembuatan plastik ramah lingkungan dari tongkol jagung. (Foto Humas Unej)

Tongkol jagung dipilih karena memiliki kandungan pati yang tinggi, namun jarang dimanfaatkan oleh masyarakat

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) mengembangkan plastik yang ramah lingkungan atau plastik biodegradable dengan cara memberikan pelatihan pembuatan plastik ramah lingkungan berbahan tongkol jagung kepada para ibu-ibu warga Desa Dawuhan Mangli, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (8/8).

"Tongkol jagung dipilih karena memiliki kandungan pati yang tinggi, namun jarang dimanfaatkan oleh masyarakat," kata Dosen Program Studi Teknik Kimia yang juga menjadi ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Unej, Ari Susanti di Jember.

Dari fakta di lapangan yang ada, lanjut dia, selama ini tongkol jagung belum banyak dimanfaatkan dan biasanya hanya untuk bahan campuran pakan ternak saja, sehingga timnya berpikir untuk menjadikan tongkol jagung sebagai bahan pembuatan plastik ramah lingkungan.

"Selain bahannya banyak tersedia, pembuatannya pun relatif mudah, sehingga ibu rumah tangga pun bisa membuatnya," katanya didampingi tiga koleganya yakni Rendra Suprobo Aji dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Tika dari Program Studi Teknik Perminyakan, dan Fanteri dari Program Studi Teknik Pertambangan.

Ia menjelaskan proses pembuataan plastik ramah lingkungan berbahan tongkol jagung dimulai dari mencampur 10 gram tongkol jagung yang sudah dihaluskan dengan 150 mililiter aquades atau air murni, kemudian campuran itu direbus dengan suhu 85 derajat celsius hingga larut dan tercampur rata.

Baca juga: DLH Yogyakarta kampanyekan penggunaan besek untuk daging kurban

"Larutan itu kemudian dicampur dengan 5 mililiter gliserol dan 9 gram gelatin, serta pewarna makanan, untuk kemudian dipanaskan kembali dengan suhu 95 derajat celsius," tuturnya.

Jika sudah tercampur sempurna maka dicetak sesuai keinginan yang dialasi aluminium foil terlebih dahulu dan larutan plastik ramah lingkungan itu harus dipanaskan dalam oven bersuhu 60 derajat celsius selama 45 menit, selanjutnya plastik ramah lingkungan itu didiamkan selama 3 hingga 4 hari sebelum siap digunakan.

"Kami melatih ibu-ibu usia produktif dengan harapan pembuatan plastik ramah lingkungan bakal menambah pendapatan keluarga," ujarnya.

Tim Unej juga memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya penggunaan plastik konvensional yang berlebihan bagi kelestarian alam, termasuk mengajarkan untuk memilah sampah organik dan sampah anorganik.

Rencananya Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Unej akan mendampingi warga Desa Dawuhan Mangli, Kecamatan Sukowono hingga tahun depan dengan tahap pertama fokus pada menyosialisasikan pembuatan plastik ramah lingkungan dari tonggol jagung kepada warga, kemudian tahap kedua tahun depan akan meningkat pada tahap produksi,

"Kami berencana memberikan pelatihan pembuatan plastik ramah lingkungan dalam bentuk wadah kue, sendok hingga gelas. Program itu bisa terwujud karena Desa Dawuhan Mangli adalah salah satu desa binaan Unej melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat," katanya.

Baca juga: Istiqlal gunakan plastik ramah lingkungan untuk bungkus daging kurban
Baca juga: Gubernur Jateng dorong penggunaan plastik ramah lingkungan

 

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019