Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan kualitas udara di Kota Pekanbaru, Riau, pada Jumat sore membaik ke status sehat setelah sepekan terakhir polusi asap kebakaran hutan dan lahan.
Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami di Pekanbaru, mengatakan jarak pandang pada pukul 18.00 WIB mencapai 10 kilometer.
“Jarak pandang 10 kilometer, tak ada smoke (asap),” kata Sanya.
Baca juga: Asap kebakaran hutan ganggu aktivitas warga Pekanbaru
BMKG juga mencatat bahwa kualitas udara di Pekanbaru pada Jumat sore sudah membaik ke kualitas baik, dari kualitas sedang. Informasi konsentrasi partikulat (PM10) yang terkandung di udara kini sudah di bawah 50 mikrogram per meter kubik.
“Sekarang ini PM10 di angka 49,” kata Sanya berdasarkan pantuan pukul 18.00 WIB.
Meski begitu, ia mengatakan sejumlah daerah masih diselimuti asap, yakni Kota Dumai dan Kabupaten Pelalawan. Jarak pandang di kedua daerah tersebut masing-masing empat kilometer dan lima kilometer.
Kondisi udara sangat fluktuatif karena tergantung pada kondisi kebakaran di sejumlah daerah di Riau dan hembusan arah angin. Berdasarkan pantuan satelit pada pukul 16.00 WIB, masih ada 15 titik panas yang jadi indikasi awal Karhutla di Riau.
Jumlah tersebut jauh berkurang dibandingkan pantauan satelit pada Jumpat pagi yang mencatat ada 49 titik panas. Pada Jumat pagi di Kota Pekanbaru terpantau asap telah menurunkan jarak pandang hingga tinggal tersisa 2 hingga 3 kilometer pada pukul 09.00 WIB.
Sebanyak 15 titik panas kini masih ada di Kabupaten Siak sebanyak 5 titik, Bengkalis dan Pelalawan masing-masing 4 titik, Rokan Hilir dan Indragiri Hulu masing-masing satu titik.
Dari jumlah tersebut ada enam yang teridentifikasi sebagai titik api. Lokasinya di Siak ada lima titik, dan Rokan Hilir satu titik.
Baca juga: Pekanbaru diliputi kabut asap berbau menyengat
Baca juga: Karhutla muncul di pinggiran Kota Pekanbaru mengganggu pandangan
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019