"Kasus kedua siswa asal Bali di Jepang yang meninggal akibat tenggelam itu sudah ditangani oleh KBRI Tokyo, dan (jenazah) dipulangkan tanggal 9 Agustus
hari ini," ujar Joedha saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Menurut Joedha, pihak KBRI Tokyo pun telah berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Jepang dan mendapat keterangan bahwa dari hasil pemeriksaan tidak terdapat tanda-tanda kekerasan.
Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo secara umum mengimbau semua warga Indonesia di Jepang, termasuk para pelajar, untuk selalu mengikuti aturan setempat, termasuk saat berwisata.
Sebelumnya, Wayan Ada dan Wayan Ariana, adalah siswa Yayasan Dwipahara Bali yang dijadwalkan magang di Jepang selama tiga tahun.
Mereka berangkat ke Jepang setelah menjalani pelatihan kerja selama delapan bulan di yayasan yang terletak di Desa Yangapi, Tembuku.
Penanggungjawab program penyaluran magang di Jepang, Yayasan Dwipahara Bali, Nyoman Gede Nuada menjelaskan dua siswanya tenggelam pada hari Minggu (4/8).
Pada hari itu, Wayan Ada dan Wayan Ariana pergi ke sungai bersama dengan 10 rekan lainnya. Di Jepang saat ini memasuki musim panas, Wayan Ada dan Wayan Ariana mencoba mandi di sungai.
Keduanya tidak mengetahui kedalaman sungai dan mereka terbawa arus.
Kedua siswa magang itu ditemukan satu setengah jam kemudian oleh tim SAR Jepang dan kepolisian dalam kondisi kristis.Setelah dilarikan ke rumah sakit dan dilakukan upaya medis, nyawa kedua siswa asal Bali itu tidak bisa tertolong.
Berdasarkan hasil autopsi, Wayan Ada dan Wayan Ariana meninggal akibat tenggelam.
Baca juga: Jabar siapkan lulusan SMK magang di Jepang
Baca juga: Indonesia kirim 338 calon perawat ke Jepang
Baca juga: Jasad penyelam Jepang ditemukan di Malang selatan
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019