Hong Kong telah dilanda aksi-aksi protes anti pemerintah selama dua bulan belakangan, yang dikatakan oleh seorang pejabat China pekan ini sebagai krisis terbesar sejak pengembaliannya dari Inggris ke kekuasaan China tahun 1997.
Pekan lalu seorang pilot Cathay termasuk di antara 40 orang yang didakwa ikut serta dalam bentrokan-bentrokan dengan polisi dekat kantor perwakilan Beijing di kota itu.
Pada Jumat malam, Otoritas Penerbangan Sipil China mengatakan awak Cathay yang ikut serta dalam protes-protes mengancam keselamatan penerbangan di China Daratan, menurut sebuah pernyataan di lamannya.
Otoritas penerbangan itu memerintahkan Cathay memberikan informasi identitas awaknya yang bertugas dalam penerbangan ke China Daratan.
Para awak yang tidak memperoleh persetujuan otoritas itu tidak akan diizinkan memasuki ruang udaranya, termasuk penerbangan-penerbangan menuju destinasi-destinasi lain.
Maskapai itu juga diperintahkan menarik proposal-proposal untuk memperkuat keselamatan dan keamanan, demikian pernyataan itu.
Ketika menanggapi perintah tersebut, seorang juru bicara Cathay mengatakan, " Kami telah menerima pengarahan dan mempelajarinya dengan seksama. Kami memandangnya dengan serius dan mengikutinya sesuai pengarahan."
"Keselamatan para penumpang kami selalu menjadi prioritas utama dari Catahy Pacific. Kami berlakukan zero tolerance atas perilaku tak profesional dan tak layak yang dapat mengganggu keselamatan penerbangan, Kami perhatikan inisden-insiden ini dengan sangat serius."
Sumber: Reuters
Baca juga: Cathay Pacific minta maaf kebocoran informasi penerbangan polisi HK
Baca juga: Carrie Lam: Hantaman aksi protes terhadap bisnis ibarat "tsunami"
Baca juga: Bandara Hong Kong perketat keamanan untuk antisipasi gelombang protes
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019