• Beranda
  • Berita
  • Pekanbaru kembali diselimuti asap pekat, kualitas udara tidak sehat

Pekanbaru kembali diselimuti asap pekat, kualitas udara tidak sehat

10 Agustus 2019 09:23 WIB
Pekanbaru kembali diselimuti asap pekat, kualitas udara tidak sehat
Sejumlah warga beraktivitas di tengah kabut asap karhutla yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Sabtu (10/8/2019). (Antaranews/FB Anggoro)

Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sangat pekat menyelimuti Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, pada Sabtu pagi.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sabtu menyatakan polusi asap atau jerebut tidak hanya menurunkan jarak pandang, karena sudah sangat mencemari udara ke status tidak sehat.

Kondisi asap cenderung memburuk pada pagi ini, padahal pada Jumat (9/8) sore udara relatif bersih dan kualitas udara Pekanbaru membaik ke status sehat.

“Iya, ini kualitas udara sudah status tidak sehat,” kata Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yudhistira Mawaddah.

Informasi konsentrasi partikulat (PM10) yang terkandung di udara kini sudah di status tidak sehat karena melebihi 150 mikrogram per meter kubik. Menurut dia, kualitas udara terus menurun sejak pukul 02.00 WIB Sabtu dini hari.

“Jam 8 pagi tadi PM10 di angka 160,” kata Yudhistira.

Ia mengatakan jarak pandang di Kota Pekanbaru turun hingga tersisa 2 kilometer akibat asap. Begitu juga di sejumlah daerah yang diselimuti asap seperti di Kota Dumai, Kabupaten Pelalawan dan Kota Rengat. Jarak pandang di Dumai terpantau 2 kilometer, Pelalawan 3 kilometer, dan Rengat 6 kilometer.

Asap pekat yang kini menyelimuti Pekanbaru berasal dari kebakaran di wilayah tenggara seperti Kabupaten Siak dan Pelalawan. Asap terbawa angin yang bertiup dari arah tenggara dan selatan.

Kondisi makin memburuk karena pada pagi hari angin cenderung pelan (calm) sehingga asap bertahan lama di Kota Pekanbaru. “Karena pagi hari udara cenderung agak basah sehingga jarak pandang lebih kabur, angin cenderung calm sehingga konsentrasi partikel-partikel di udara tetap disitu,” katanya.

Pantuan satelit terra aqua pada 06.00 WIB menunjukkan ada 71 titik panas di Riau yang jadi indikasi awal Karhutla. Daerah paling banyak di Kabupaten Siak dengan 24 titik. Kemudian di Kabupaten Pelalawan ada 16 titik, Bengkalis 13 titik, Rokan Hilir 7 titik, Indragiri Hilir 6 titik, Kepulauan Meranti 4 titik dan Indragiri Hulu ada satu titik.

Dari jumlah tersebut ada 51 yang terindikasi titik api. Lokasi titik api karhutla paling banyak masih di Kabupaten Siak dengan 22 titik. Kemudian di Pelalawan ada 11 titik, Bengkalis 6 titik, Indragiri Hilir 5 titik, Rokan Hilir 4 titik, dan Kepualaun Meranti ada tiga titik.

“Riau pada hari ini diprakirakan cerah berawan, hanya ada hujan ringan sekilas tapi masih di Riau bagian utara seperti di Rokan Hulu, Rokan Hilir dan Bengkalis, bukan di daerah yang banyak terdapat titik panas,” katanya.

Sementara itu, warga Kota Pekanbaru juga merasakan kondisi udara yang memburuk pada Sabtu pagi. Bau menyengat sisa kebakaran menyelimuti udara hingga masuk ke dalam rumah.

"Mulai jam 5 pagi, bau asap menyengat terasa sampai ke dalam rumah. Nafas saya jadi sesak karena ada riwayat asma," kata seorang warga Pekanbaru, Riana Handayani (37).
 

Baca juga: BMKG: Udara Pekanbaru Jumat sore membaik dari polusi asap Karhutla

Baca juga: Jarak pandang di Pekanbaru memburuk lagi akibat asap karhutla

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019