PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Lahendong, Sulawesi Utara, berencana melakukan ekspansi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) unit tujuh dan delapan untuk menjaga ketersediaan pasokan energi, sekaligus pemanfaatan energi terbarukan.Ekspansi unit tujuh itu berada di Lahendong sementara unit delapan itu di Tompaso
"Ekspansi unit tujuh itu berada di Lahendong sementara unit delapan itu di Tompaso," sebut General Manager PGE Lahendong Salvius Patangke di Tomohon, Sulut, Minggu (11/8/2019).
Dari sisi perizinan lingkungan, kata dia, pihaknya telah mengantonginya untuk pengembangan dua unit tersebut.
Hanya saja, problemnya saat ini adalah penyerapan kelistrikan di provinsi ujung utara Sulawesi ini sangat minim.
Dia mencontohkan, saat ini beban puncak daya listrik mencapai sekitar 380 MW, sementara kapasitas terpasang mencapai kisaran 460 MW atau surplus 80 MW.
"Ini sebagaimana data dari PT PLN. Artinya, ada surplus sekitar 80 MW untuk jaringan Sulawesi Utara dan Gorontalo. Nah, apabila kita kembangkan unit tujuh dan delapan ini, maka penyerapannya akan tidak maksimal," ujarnya.
Walaupun, kata dia, dalam kontrak jangka panjang dengan PLN minimal serapan sebesar 90 persen dari kapasitas terpasang.
Saat ini, lanjut dua, PGE Lahendong memasok dari dua lokasi yaitu Lahendong dan Tompaso sebesar 120 MW.
Ketersediaan pasokan sebesar ini, lanjut dia, harus dipertahankan untuk menjaga kelangsungan ketersediaan.
"Eksisting pembangkit yang ada semua beroperasi, hanya bebannya yang diatur. Katakanlah ada pembangkit sebesar 20 MW, maka yang dioperasikan sebesar 15 MW, atau dari 120 MW yang tersedia sekitar 90-100 MW yang dioperasikan," ujarnya.
Baca juga: BPPT terima hibah PLTP Lahendong dari pusat riset Jerman
Baca juga: PGE bukukan pendapatan lebih 100 juta dolar
Baca juga: Rekind selesaikan proyek PLTP Lahendong unit 5 dan 6
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019