Delapan belas desa di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menghadapi kekeringan dan kekurangan air bersih menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Arief Rahman di Banjarnegara, Selasa, menyebutkan bahwa kekeringan dan kekurangan air bersih antara lain terjadi di Desa Kalitengah, Karanganyar, Kaliajir, Merden, dan Petir di Kecamatan Purwanegara; Desa Jalatunda dan Somawangi di Kecamatan Mandiraja; serta Desa Karangjati di Kecamatan Susukan.
Desa Sirkandi di Kecamatan Purwareja Klampok; Desa Kebutuhjurang, Kebutuhduwur, Lebakwangi, Duren dan Gentansari di Kecamatan Pagedongan; Desa Kebondalem dan Wanadri di Kecamatan Bawang; Desa Ampelsari di Kecamatan Banjarnegara; dan Desa Kecepit di Kecamatan Punggelan juga menghadapi kekeringan dan kekurangan air bersih.
Menurut Arief, sampai saat ini BPBD sudah menyalurkan 1.205.000 liter air untuk membantu warga di desa-desa yang menghadapi kekeringan dan kekurangan air bersih.
"Guna mengatasi kekeringan, sejak awal penanganan hingga saat ini kami telah menyalurkan 241 tangki atau setara dengan 1.205.000 liter air ke wilayah yang mengalami krisis air bersih," katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan di Banjarnegara dan kabupaten di sekitarnya masih rendah hingga bulan September 2019.
"Di bawah 10 milimeter per dasarian," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhi.
Setyoajie menambahkan, Banjarnegara memasuki puncak musim kemarau sejak awal Agustus 2019. "Saat ini sudah masuk puncak musim kemarau sehingga peluang hujan juga dalam kategori rendah," katanya.
Dia mengimbau warga mewaspadai dan mengantisipasi dampak kekeringan seperti kekurangan air bersih dan kebakaran hutan dan lahan.
Baca juga:
BMKG: Banjarnegara mulai memasuki puncak musim kemarau
Banjarnegara antisipasi bencana kekeringan akibat kemarau
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019