“Banyak orang bilang untuk apa saya bayar pajak mobil mahal lalu kena ganjil genap, sudah saya jual saja, tiap hari saya naik taksi daring aja. Tapi orang yang kayak gitu enggak banyak,” kata Johnny pada konferensi persnya di Jakarta, Selasa.
Johnny mengatakan pertumbuhan taksi daring dan peraturan lalin yang diperketat tidak terlalu mempengaruhi penjualan mobil pribadi, karena kata dia, masyarakat Indonesia selalu mendambakan untuk memiliki mobil pribadi.
“Memang mobil itu bukan kebutuhan primer seperti makanan, tapi, setiap orang selalu beraspirasi untuk memiliki mobil pribadi, apalagi yang telah berkeluarga, pasti mereka ingin misalnya pada akhir pekan ingin pergi bersama karena faktor kenyamanan,” ujar Johnny.
Baca juga: Pedagang mobkas: Yang penting perawatan bukan tahun kendaraan
Bahkan, kata dia, masyarakat yang mampu saat ini berkarakteristik untuk memiliki dua mobil, untuk kebutuhan pribadi serta mengantisipasi perluasan ganjil-genap.
“Kalau yang saya lihat, orang-orang yang mampu tadinya punya mobil satu sekarang jadi beli satu lagi, satu pelat genap satu pelat ganjil, kan ini justru menguntungkan, sejauh ini saya lihat dampaknya masih positif sih,” tutup Johnny.
Baca juga: Rencana batasi usia mobil, Pedagang: mobkas 2010 ke bawah susah laku
Baca juga: Kenaikan BBNKB tak pengaruhi minat membeli mobil
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019