Hal itu disampaikan Luhut seusai pertemuan dengan Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata di kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa, di mana aplikasi transportasi itu akan bekerjasama dengan Hyundai dan Toyota.
"Saya bilang tadi jangan terpaku pada satu (produsen). Kalau ada yang lain, silakan saja," katanya.
Luhut menjelaskan, dalam pertemuannya dengan Ridzki, startup berstatus decacorn itu meminta dukungan agar bisa bekerjasama dengan produsen kendaraan listrik, diantaranya Hyundai dan Toyota untuk kegiatan operasionalnya.
Pemerintah pun, mempersilakan Grab untuk menggunakan kendaraan listrik dari produsen manapun.
"Ya tadi dijelaskan mereka (Grab) minta dengan Hyundai, dan Toyota. Saya bilang silakan saja, tidak ada masalah. Dia boleh impor dalam periode waktu tertentu, dan dalam jumlah tertentu sampai industrinya jadi," katanya.
Peraturan Presiden mengenai kendaraan listrik pun, kini telah masuk tahap ratifikasi di Kementerian Hukum dan HAM setelah ditandatangani oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengaku bahasan mengenai dukungan terhadap ekosistem kendaraan listrik masih sangat awal. Pembicaraan juga masih dalam tahap persiapan langkah-langkahnya.
Namun, ia memastikan dukungan pihaknya terhadap kendaraan listrik sesuai dengan fokus pemerintah untuk menciptakan kendaraan berenergi alternatif.
"Tentu ini sejalan juga dengan fokus pemerintah untuk energi alternatif yang tentu bukan saja harganya juga baik tapi juga ramah lingkungan," pungkas Ridzki.
Baca juga: Ini ketentuan kendaraan bermotor penggerak listrik
Baca juga: Presiden berharap produk kendaraan elektrik Tanah Air lebih murah
Baca juga: Mobil listrik dinilai berpotensi menggantikan kendaraan dengan B20
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019