"Rekomendasi ini kita lakukan karena hingga Selasa malam, titik api di wilayah Kabupaten Aceh Barat 100 persen sudah padam," kata Komandan Kodim 0105 Aceh Barat, Letkol Kavaleri Nurul Diyanto kepada ANTARA di Meulaboh, Selasa malam.
Menurut dia, keputusan bersama tersebut lahir karena berdasarkan hasil rapat evaluasi penanganan siaga darurat kabut asap yang berlangsung di Kantor Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat pada Selasa (13/8) sore bersama sejumlah instansi terkait, tidak ada lagi muncul api yang mengindikasikan terjadi lagi karhutla di daerah itu.
Selain itu, hingga kini tidak ada lagi keluhan masyarakat terhadap asap dan gangguan pernapasan, dan tidak ditemukan lagi titik api (hotspot) di kabupaten tersebut
setelah kawasan ini diguyur hujan lebat sejak beberapa hari terakhir, termasuk dilakukan pemadaman api dari darat dan melalui udara dengan bantuan satu unit helikopter bom air milik BNPB.
"Kita berharap usulan ini dapat ditindaklanjuti oleh pimpinan di atas, agar status darurat kabut asap akibat karhutla di Aceh Barat hendaknya segera dicabut," kata
Dandim Nurul Diyanto menambahkan.
Selain itu, dalam rapat tersebut para peserta juga mengusulkan adanya pembentukan masyarakat peduli api (MPI) di tujuh kecamatan di Kabupaten Aceh Barat yang rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), diantaranya seperti Kecamatan Johan Pahlawan, Samatiga, Meureubo, Woyla, Bubon, Arongan Lambalek serta Kecamatan Kaway XVI.
Meski pun demikian, Dandim Nurul Diyanto memastikan pemantauan secara visual masih akan terus dilakukan oleh TNI, Polri, BPBD, relawan RAPI, serta intansi terkait lainnya guna memastikan tidak ada lagi sebaran titik api atau pun kabut asap di Kabupaten Aceh Barat.
Baca juga: Helikopter BNPB sudah siram air 500 ton lebih dari udara di Aceh
Baca juga: Bupati Aceh Barat minta data karhutla tidak ditutup-tutupi
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019