Salah seorang peserta SMN, Miftakhul Firman Ferdiansyah Efendi mengatakan drama kolosal tersebut merupakan legenda dari daerah Jawa Timur.
Baca juga: Gubernur Riau lepas 30 peserta SMN ke Yogyakarta
Baca juga: PTPN IV edukasi siswa SMN pentingnya pendidikan abad 21
"Drama kolosal ini terdiri atas berbagai macam penampilan, di antaranya ada pencak silat kemudian tarian, paduan suara hingga kisah singkat yang menceritakan tentang Ande-Ande Lumut," ucapnya.
Pada drama itu juga, para siswa menyertakan properti teater seperti pohon dan juga laut untuk lebih menciptakan suasana nyata pada drama kolosal itu.
Sementara itu, salah seorang pendamping siswa asal Jawa Timur, Deno mengungkapkan kebahagiaannya yang mendapatkan kesempatan untuk mendampingi para peserta SMN ke Gorontalo.
"Kami datang ke Provinsi Gorontalo dengan membawa anak-anak yang memiliki latar belakang hingga kemampuan yang berbeda-beda," ujarnya.
Menurutnya, SMN merupakan wadah yang sangat tepat bagi remaja di masa pertumbuhan dan mencari jati diri untuk bisa unjuk gigi memperlihatkan potensi mereka masing-masing.
"Di sini juga jadi wadah untuk mereka memperluas lingkar pertemanan," kata Deno.
Program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) merupakan rangkaian kegiatan BUMN Hadir untuk Negeri di Provinsi Gorontalo yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri selaku koordinator serta PT PPI, Djakarta Lloyd dan Indonesia Re selaku wakil koordinator.
Baca juga: Peserta SMN 2019 kunjungi PT Kawasan Industri Modern
Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019