• Beranda
  • Berita
  • LSM: Perilaku seks menyimpang di Tanjungpinang makin merajalela

LSM: Perilaku seks menyimpang di Tanjungpinang makin merajalela

14 Agustus 2019 17:35 WIB
LSM: Perilaku seks menyimpang di Tanjungpinang makin merajalela
Ilustrasi - Pakar psikologi Muhammad Iqbal (kanan) menyampaikan paparannya dalam diskusi "Child Grooming" dan Darurat LGBT di Jakarta, Sabtu (3/8/2019). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/ama.

Ini problem serius anak bangsa yang harus diselesaikan

Gay atau perilaku seks menyimpang di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, dinilai semakin merajalela sehingga harus diatasi secara serius, kata Direktur Ekskutif LSM Sirih Besar, Sofiar Fauzi.

"Kasus oknum guru dan siswa yang melakukan hubungan sesama jenis adalah satu dari sekian banyak perilaku menyimpang lainnya yang belum terungkap," ujarnya di Tanjungpinang, Rabu.

Sofi mengemukakan kasus pemuda berperilaku seks menyimpang itu bukan pertama kali terjadi di Tanjungpinang. Kasus seperti itu beberapa kali terjadi di Tanjungpinang.

"Dalam sejumlah kasus yang kami tangani, korban potensial menjadi pelaku," ucapnya.

Mereka memiliki komunitas gay, meski dalam mencari mangsa dilakukan sendiri-sendiri, baik di luar rumah, di tempat yang tertutup. "Untuk menembus ini sangat sulit, karena sangat rapi," katanya.

Ia mengatakan perilaku seks menyimpang harus mendapat perhatian bersama, terutama dari pihak keluarga. Satu-satunya jalan untuk membentengi anak dari perilaku menyimpang yakni memperkuat iman dan taqwa anak tersebut.

Baca juga: Polisi amankan komunitas gay yang sedang berkumpul

Baca juga: Instagram penuhi permintaan Kominfo blokir akun komik muslim gay


 


Orang tua harus lebih memperhatikan anak-anaknya, dan dapat memberi contoh yang baik.

"Perkuat nilai-nilai agama dalam lingkungan keluarga, satu-satunya jalan untuk membentengi anak-anak dari perilaku seks menyimpang dan penyakit masyarakat lainnya," tuturnya.

Sofi mengatakan orang tua tidak dapat menyerahkan sepenuhnya persoalan yang menyangkut perilaku anak itu kepada pihak sekolah maupun kampus. Pihak sekolah hanya memberi stimulus dalam beberapa jam setiap hari, sementara pelajar dan mahasiswa lebih banyak berada di rumah dan lingkungan bermain.

"Ini problem serius anak bangsa yang harus diselesaikan," katanya.

PD, oknum guru di salah satu SMK Tanjungpinang, dalam wawancara eksklusif enggan membeberkan aktivitas menyimpangnya. Ia mengaku sebagai seorang pria normal, yang hanya kadang-kadang menyukai pria.

Padahal ia mengaku sudah lebih 10 kali berhubungan intim dengan siswanya sendiri. "Posisi saya sebagai wanita, kalau A sebagai pria," kata PD.

PD mengatakan tidak pernah masuk dalam komunitas gay. Dia juga mengaku tidak pernah berhubungan dengan pria lainnya. "Saya hanya berhubungan dengan A," katanya.*

Baca juga: Brunei perpanjang moratorium hukuman mati seks gay

Baca juga: Terdapat 1.500 tempat mangkal LSL di Jabar

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019