Pemerintah akan mendorong ekonomi kreatif menjadi salah satu industri digital unggulan untuk menjawab tantangan penciptaan lapangan kerja pada era revolusi industri 4.0, sekaligus percepatan kemajuan ekonomi nasional dalam lima tahun ke depan.Dari segi bisnis, kami dorong ekonomi kreatif menjadi salah satu industri unggulan
"Dari segi bisnis, kami dorong ekonomi kreatif menjadi salah satu industri unggulan," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Nasional (PPN/Bappenas), Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Rabu.
Terdapat tiga poin yang akan dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kemajuan ekonomi kreatif, yaitu memperbanyak jumlah wirausahawan, meningkatkan nilai perusahaan-perusahaan startup, dan menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul agar perusahaan tidak bergantung kepada tenaga kerja asing.
Baca juga: Yogyakarta disebut salah satu kota yang siap Industri 4.0
"Bicara ekonomi kreatif tidak hanya bicara tentang seni, budaya, maupun olah raga. Hal terpenting dari ekonomi kreatif adalah kreativitas," ujarnya.
"Artinya sekolah saja tidak akan cukup membuat kita kompetitif, maka perlu ada kombinasi antara hard skills dan soft skills yang mau tidak mau akan menjadi keharusan di masa depan," tambahnya.
Mengutip data Forum Ekonomi Dunia (WEF) bahwa beberapa pekerjaan tidak lagi dibutuhkan dan akan digantikan pekerjaan baru mulai 2020. WEF memprediksi Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi keempat terbesar di dunia pada 2030, bersanding dengan China, India, dan Amerika Serikat.
Sementara itu menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), industri 4.0 mengakibatkan 58 persen jenis pekerjaan akan hilang, kemudian memunculkan 65 pekerjaan baru yang belum dikenal.
"Industri 4.0 akan membuat Indonesia lebih produktif dan efisien, karena kita akan bertumpu pada manufaktur, tidak lagi bertumpu pada sumber daya alam (SDA)," ucap Bambang.
Baca juga: Presiden TEFLIN: Revolusi industri 4.0 tidak bisa diabaikan
Baca juga: Revolusi industri, Bank Mandiri kembangkan platform perbankan digital
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019