Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memprediksi bencana kekeringan di wilayahnya akan terus meluas hingga penghujung musim kemarau, yakni akhir Oktober 2019.Prediksi jumlah kecamatan (terdampak kekeringan) bertambah, jumlah desa juga bertambah. Paling parah di Kecamatan Jonggol dan Parungpanjang
Kepala BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hassan, Rabu, menyebutkan hingga tanggal 10 Agustus 2019, sebanyak 31 desa yang tersebar di 17 kecamatan Kabupaten Bogor mengalami kekeringan.
"Prediksi jumlah kecamatan (terdampak kekeringan) bertambah, jumlah desa juga bertambah. Paling parah di Kecamatan Jonggol dan Parungpanjang," ujarnya di Cibinong, Bogor.
Baca juga: Atasi kurang air saat kurban, Polres Bogor bantu dua truk air
Baca juga: Bogor alami kekeringan, Bupati antisipasi gagal panen
Menurut Yani Hassan, kondisi tersebut membuat sebanyak 57.580 orang yang terdiri dari 18.571 KK di Kabupaten Bogor menjadi korban bencana kekeringan, lantaran di wilayahnya sulit ditemukan pasokan air bersih.
Meski begitu, pihaknya berupaya menanggulangi kebutuhan air bersih masyarakat dengan cara mendistribusikan 408 ribu liter air bersih melalui 81 truk tangki air bersih.
"Dibutuhkan kepedulian masyarakat. Dari 17 kecamatan, tidak semua desanya mengalami kekeringan, ada beberapa desa yang tidak mengalami kekeringan. Jadi bisa saling membantu dan tidak sepenuhnya tergantung kepada pemerintah," tuturnya.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tengah menyiapkan langkah jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang menanggapi bencana kekeringan di Kabupaten Bogor.*
Baca juga: Pengamat: Perbanyak pembuatan embung atasi kemarau
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019