Direktur Pengadaan Strategis 2, PT PLN (Persero) Djoko Abumanan mengatakan pihaknya menghadirkan bantuan sosial melalui program one man one hope untuk mengejar ketertinggalan rasiosetiap karyawan PLN menyisihkan pendapatannya untuk membantu saudara-saudara kita di berbagai daerah yang rumahnya belum berlistrik
elektrifikasi listrik di berbagai daerah di Tanah Air.
“One man one hope ini pada prinsipnya merupakan bantuan sosial di mana setiap karyawan PLN menyisihkan pendapatannya untuk membantu saudara-saudara kita di berbagai daerah yang rumahnya belum berlistrik,” katanya di Kupang, Kamis.
Ia mengatakan, pihaknya menyadari bahwa masih banyak rumah tangga di berbagai daerah termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang belum bisa menikmati listrik karena kesulitan biaya penyambungan listrik.
Untuk itu, lanjutnya, program one man one hope dihadirkan untuk meringankan biaya pemasangan listrik sehingga selanjutnya memudahkan masyarakat dengan hanya membayar biaya pemakaian listrik.
Program ini, lanjutnya, serupa dengan bantuan penyambungan listrik gratis dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan cara mengumpulkan iuran suka rela dari semua apartur sipil negara di lingkungan kementerian tersebut.
Di NTT, bantuan penyambungan listrik gratis dari Kementerian ESDM diberikan kepada sebanyak 1.250 rumah tangga.
“Tujuan programnya sama yaitu menyasar masyarakat yang belum mampu biaya menyambung listrik ke rumahnya hanya sumber dana yang berbeda,” katanya.
Dijelaskannya, pengumpulan dana bantuan dalam program “one man one hope” ini menggunakan aplikasi dalam jaringan “link aja”. “Di aplikasi ini ada fasilitas berbagi yang nanti disambungkan kepada penerima bantuan,” katanya.
Ambumanan mengatakan, bantuan program bantuan sosial PLN sebenarnya sudah dilakukan selama bertahun-tahun selain yang disalurkan badan usaha milik negara (BUMN) lainnya.
Ia mencontohkan, seperti bantuan penyambungan listrik gratis yang belum lama diberikan untuk 11.000 rumah di NTT yang telah direalisasikan hingga April 2019.
Namun, lanjutnya, untuk mengejar peningkatan rasio elektrifikasi listrik pihaknya menghadirkan program tersebut di antaranya untuk NTT menyasar sebanyak 1.000 rumah tangga.
“Mengingat rasio elektrifikasi di NTT baru sekitar 73 persen atau masih terendah secara nasional sehingga kita berharap nanti pada 2020 elektrifikasi secara nasional bisa 100 persen,” katanya.
Baca juga: Tepat 75 Tahun Kemerdekaan, rasio elektrifikasi capai 100 persen
Baca juga: Wamen ESDM: Rasio elektrifikasi 99 persen pada 2020
Baca juga: PLN Jabar target elektrifikasi capai 100 persen akhir 2019
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019