"Munas Alim Ulama se-Indonesia akan diselenggarakan pada 20 Agustus 2019, yang merupakan bagian dari rangkaian Muktamar V. Munas Alim Ulama ini akan membahas masalah-masalah kebangsaan, baik politik, demokrasi, budaya, hingga keagamaan," kata Koordinator Munas Alim Ulama, Saifullah Maksum, melalui siaran persnya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Di Tanah Suci, Imam Nahrawi doakan Cak Imin jadi Ketum DPP PKB lagi
Baca juga: PKB doakan Muktamar NU berjalan sukses
Baca juga: Muhaimin targetkan PKB pemenang kedua Pemilu 2019
Baca juga: Cak Imin diusulkan sebagai ketum dalam muktamar PKB
Menurut Saifullah Maksum, Munas Alim Ulama akan dihadiri para kiai dari seluruh daerah di Indonesia, di antaranya, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, cendekiawan muslim Prof Nadirsyah Hosen, dan Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Yogyakarta Gus Miftah Maulana Habiburrahman.
"Pada forum Munas Alim Ulama tersebut, para kiai juga akan berdiskusi membahas revitalisasi model dakwah Wali Songo di era sekarang," katanya.
Para kiai, kata dia, pada forum Munas Alim Ulama tersebut, juga akan membuat rekomendasi kepada pemerintah Presiden Joko Widodo untuk terus memperkuat basis Islam yang moderat dan seruan keagamaan alim ulama yang akan disebut dengan Watsiqah (Piagam) Bali.
Menurut Saifullah, melalui forum Munas Alim Ulama tersebut, akan muncul rekomendasi yang dapat menciptakan terwujudnya kehidupan bermasyarakat dan bebas dari permasalahan terorisme, radikalisme, dan intoleransi, yang menjadi isu serius bangsa pada saat ini.
Para ulama yang hadir pada forum tersebut, kata dia, juga akan menggelar tasyakuran atas pelaksanaan Pemilu 2019, khususnya dengan terpilihnya Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai pasangan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024. "Apalagi, Kiai Ma'ruf yang saat ini menjadi Mustasyar PBNU, sebelumnya adalah Rais Aam atau pimpinan tertinggi PBNU," katanya.
Wakil Sekjen PKB, Ahmad Iman menambahkan, Prof Nadisyah Hosen atau Gus Nadir dan Gus Miftah, sudah siap hadir bersama para kiai dan ulama pimpinan pondok pesantren dari seluruh Indonesia.
Menurut Ahmad Iman, Mukhatamar V PKB ini bukan sekedar agenda rutin lima tahunan, namun menjadi kesempatan silaturrahmi bagi para kiai dan ulama dari seluruh daerah di Indonesia, membahas agenda-agenda kebangsaan dan keagamaan.
"PKB itu lahir dari rahim NU. Wajar saja kalau setiap agenda PKB dimeriahkan oleh ulama, dan yang dibahas masalah-masalah kebangsaan dan keumatan," jelas Ahmad Iman.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019