Kepala Sub Direktorat Pengembangan Varietas Perbenihan Sigit Setiawan menjelaskan program ini dilaksanakan mengingat kebutuhan kedelai meningkat setiap tahunnya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan berbahan baku kedelai.
"Penyiapan bahan baku pangan yang segar perlu dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya lokal dengan mendorong petani menanam kedelai bersertifikat," kata Sigit melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sigit menerangkan saat ini Kementan sudah mengalokasikan bantuan P3BK pada tujuh provinsi yaitu Aceh, Jambi, Banten, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah.
Agar hasilnya optimal, pemberian bantuan dilakukan menyeluruh mulai dari penyiapan sarana produksi, biaya sertifikasi benih, pelabelan dan pengemasan benih sehingga siap jual.
Kegiatan ini didukung dengan pengawalan dan pendampingan mulai dari penyuluh pertanian lapangan (PPL), Mantri tani, petugas Kabupaten, Provinsi, serta menghubungkan dengan pembeli dan pelaku usaha kedelai setempat
Di tempat terpisah, Ketua Kelompok Tani Kuta Mara di Desa Lambada Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar, Baharuddin, mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. Ia menilai program ini membuat petani semangat menanam kedelai untuk benih karena hasilnya lebih mahal dan penjualannya lebih pasti.
Untuk menjaga kesinambungan dengan program Kementan yang lain dalam rangka Swadaya Kedelai, produksi benih tersebut akan dimanfaatkan untuk program kedelai monokultur ataupun tumpangsari di wilayah sekitar.
Baca juga: Kementan ungkap kendala swasembada kedelai
Baca juga: Akademisi ingatkan petani gunakan benih baru kedelai
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019