Ini langkah awal pendekatan komprehensif kami untuk mengatasi kekeliruan informasi."
Instagram menambah fitur untuk melaporkan informasi yang salah pada platform berbagi foto dan video tersebut, sebagai upaya tambahan untuk menangkal hoaks.
"Ini langkah awal pendekatan komprehensif kami untuk mengatasi kekeliruan informasi," kata juru bicara Facebook, Stephanie Otway, dikutip dari Reuters, Jumat.
Pengguna sebenarnya tidak dilarang mengunggah konten yang berisi informasi keliru di platform media sosial Facebook, namun mereka berusaha mengurangi sebaran konten tersebut dan memberi peringatan bahwa klaim dalam konten tersebut menjadi perdebatan.
Facebook sejak Mei lalu memperkenalkan teknologi deteksi gambar (image detection) untuk Instagram untuk menemukan konten yang di-debunk. Facebook juga meluaskan jaringan pengecek fakta mereka hingga ke platform Instagram.
Konten yang sudah dilabeli sebagai hoaks oleh pengecek fakta akan dihapus dari tempat para pengguna mencari konten baru, misalnya tab Explore berlaku juga untuk pencarian tanda pagar (hashtag).
Program cek fakta Instagram saat ini baru berlaku di Amerika Serikat.
Instagram dan platform media sosial Facebook juga mendapat tekanan untuk memblokir hoaks mengenai kesehatan, termasuk unggahan tentang anti-vaksin.
Facebook pimpinan Mark Zuckerberg membeli perusahaan pembuat aplikasi Instagram senilai seniliar dolar AS pada 2012, dan senantiasa berupaya memperbaiki plafform media jejaring sosialnya. Facebook pada 2009 juga membeli perusahaan pembuat aplikasi Whatsapp senilai 19 miliar dolar AS.
Baca juga: Jennie BLACKPINK punya akun Instagram rahasia
Baca juga: Instagram "tendang" pengiklan yang salah gunakan data pengguna
Baca juga: Sering "online" bikin tak kreatif, Channing Tatum pamit dari medsos
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019