• Beranda
  • Berita
  • Bekraf: Produk ekonomi kreatif dongrak daya tahan RI dari resesi

Bekraf: Produk ekonomi kreatif dongrak daya tahan RI dari resesi

16 Agustus 2019 13:48 WIB
Bekraf: Produk ekonomi kreatif dongrak daya tahan RI dari resesi
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf (Antara/Aubrey Fanani)

Itu berarti sudah bisa mengimbangi neraca perdagangan untuk tidak membeli produk impor

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menilai Indonesia menjadi salah satu negara yang dapat bertahan di tengah resesi ekonomi yang dihadapi Amerika Serikat.

Menurut Triawan, Indonesia memiliki ketahanan dari segi peningkatan konsumsi produk lokal, seperti fesyen dan kuliner yang menjadi bagian perhatian utama dari sektor ekonomi kreatif.

"Perekonomian kita punya ketahanan dari konsumsi lokal, artinya produk dari ekonomi kreatif seperti fesyen dan kuliner sekarang sudah lebih dibanggakan bagi konsumen kita. Itu berarti sudah bisa mengimbangi neraca perdagangan untuk tidak membeli produk impor," kata Triawan saat ditemui usai menghadiri Sidang Tahunan MPR di Kompleks DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, Jumat.

Triawan menjelaskan bahwa peningkatan kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga menunjukkan tren yang positif dari tahun ke tahun.

Ia menyebutkan kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB pada 2018 tercatat mencapai Rp1.105 triliun dan pada tahun ini ditargetkan bisa meningkat hingga Rp1.200 triliun.

Berdasarkan ekspor ekonomi kreatif dengan nilai 20 miliar dolar AS, subsektor penyumbang pertama adalah fesyen (54,54 persen), kriya (39,01 persen), dan kuliner (6,31 persen).

Ada pun subsektor ekonomi kreatif yang berada di bawah kebijakan Bekraf, yakni bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi dan video, fotografi, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta tv dan radio

Sementara itu, lima negara dengan ekonomi raksasa di dunia, seperti Jerman, Inggris, Italia, Brasil, dan Meksiko berisiko mengalami resesi ekonomi.

Resesi ekonomi biasanya didefinisikan sebagai kontraksi pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada dua kuartal berturut-turut. Kelima negara tersebut termasuk dalam 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, atau biasa dikenal dengan G20. Potensi resesi ekonomi kemungkinan akan menggeser peringkat kelima negara di posisi lebih rendah.

Baca juga: Harga minyak Asia naik seiring berkurangnya kekhawatiran resesi global

Baca juga: IHSG berpeluang terus menguat hari ini, seiring bangkitnya saham di AS




 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019