"Jangan berpikir terbalik, karena orang-orang menilainya Garuda Select yang dari Inggris mainnya lebih bagus. Padahal sebelumnya mereka diambil dari timnas U-16," ujar Fakhri saat ditemui di Binh Duong, Jumat petang.
Dari 23 pemain timnas U-18, sebagian besarnya tergabung dalam tim Garuda Select yang sempat menjajal serangkaian pertandingan di Inggris dan melawan tim-tim lokal.
Menurut Fakhri, tingkat permainan timnas U-18 harus dilihat dari bentuk koordinasi dan kolaborasi semua pemain dan tidak boleh dinilai hanya dari peran pemain tertentu.
Terlebih taktik bermain yang digunakan Garuda Select di Inggris berbeda dengan taktik yang dipakai timnas sehingga perlu penyesuaian ulang kepada para pemain.
"Di Inggris mereka terbiasa (formasi) 3-5-2, saya tahu persis itu. Justru tugas berat buat saya untuk mengembalikan permainan mereka menjadi 4-3-3 setelah enam bulan di Inggris. Ini tidak mudah," pungkas Fakhri.
Jika dinilai secara personal, Fakhri mengiyakan bahwa pemain yang mengikuti Garuda Select pasti mendapat pengalaman lebih banyak karena sudah pernah bertemu lawan yang secara fisik lebih bagus.
Jika menilai performa timnya, ia enggan memberikan penilaian performa hanya kepada satu atau dua pemain, tetapi berkat kerja keras semua pemain U-18.
"Capaian tim ini lolos ke semifinal bukan semata-mata hanya perjuangan anak-anak Garuda Select, tapi ada juga pemain-pemain yang punya andil cukup besar, terutama Dewo, Ridho, Beckham yang juga punya peran bagus dan semua patut diapresiasi," katanya menegaskan.
Dalam Piala AFF U-18 2019, sejauh ini timnas Indonesia berhasil melaju ke babak semifinal dan akan berhadapan dengan Malaysia pada 17 Agustus di Stadion Binh Duong.
Baca juga: Fakhri: Hari kemerdekaan jadi motivasi laga semifinal versus Malaysia
Baca juga: Rully Nere nilai gol cepat Myanmar goyahkan mental Indonesia
Baca juga: Istirahat dua hari untungkan Timnas U-18
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019