Kedatangan jamaah kloter 1 yang berasal dari Kepulauan Riau akan disambut Plt Gubernur Kepri Isdianto, Ketua PPIH Debarkasi Batam Mukhlisuddin, bersama Wali Kota Batam, Bupati Natuna dan Bupati Anambas.
"Jamaah dari Kota Batam langsung diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing, setelah mengambil barang bawaan dan air zam-zam di Asrama Haji," kata Kepala Bidang Humas dan Informasi PPIH Debarkasi Hang Nadim Batam, Syahbudi di Batam, Sabtu.
Baca juga: PPIH Debarkasi siapkan makanan tradisional sambut jamah haji
Sedangkan jamaah asal Kabupaten Lingga, Kepulauan Anambas dan Natuna akan menginap semalam di Asrama Haji Batam, dan melanjutkan perjalanan ke daerah masing-masing, keesokan harinya.
Sementara itu, PPIH menyiapkan makanan ringan tradisional yang direbus untuk menyambut jamaah haji, setibanya di Tanah Air.
Menurut dia, PPIH sengaja memilih juadah yang direbus, bukan digoreng, agar jamaah terhindar dari makanan berminyak yang dapat menyebabkan batuk.
Apalagi biasanya banyak jamaah menderita batuk, saat tiba di Tanah Air.
Wakil Ketua I PPIH Debarkasi Hang Nadim Batam Zulkarnain Umar meminta petugas kesehatan bersiaga saat menjemput jamaah di bandara.
Baca juga: 17 haji Embarkasi Batam meninggal
"Banyak jamaah kita yang usia lanjut dan resiko tinggi, untuk itu tim kesehatan harus memantau kesehatan jamaah haji saat tiba di bandara," kata dia.
Pihak keamanan juga diminta memperketat pengamanan di asrama, demi menghadapi banyaknya kerabat yang ingin menjemput jamaah.
"Sudah tentu pihak keluarga banyak yang datang untuk menjemput dan melihat orang tuanya atau saudaranya yang baru pulang dari tanah suci ke asrama. Mohon pihak keamanan untuk menertibkan, terutama dalam pengambilan barang bawaan jamaah," kata dia.
Pada tahun ini, Embarkasi Batam memberangkatkan 12.944 orang jamaah ke Tanah Suci dari empat provinsi, yakni, Kepri sebanyak 1.502 orang jamaah, Riau 5.386 orang jamaah, Jambi 3.296 orang jamaah, dan Kalimantan Barat 2.760 orang jamaah.
Baca juga: Air zam-zam untuk jamaah Kepri sudah didistribusikan ke embarkasi
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019