Dengan menggunakan busana bernuansa marun, RSD membuka penampilannya dengan lagu "Masih Ada", "Datanglah" dan "Terlambat Bertemu".
"Kalau bisa kita sih ingin membawakan album kita lengkap tapi kita harus menyapa kalian dulu. Kami benar-benar bahagia ya masih ada yang mau menampung grup jadul kayak kami," kata Dewi atau yang akrab disapa Dee ini.
"Terimakasih sudah datang ke Festival Mesin Waktu buat yang seangkatan dengan kami dan yang seangkatan dengan bapak-ibu kalian," ujar Sita menambahkan.
RSD juga bercerita bahwa semasa tahun 1990an sangat sulit mencari music arranger, alhasil biasanya mereka mengaransemen sendiri lagu yang akan direkam.
"Kalau lagi mujur, kita akan dapat arranger kalau enggak ya kita aransemen sendiri aja ya. Nah sekarang kita mau memperdengarkan karya acapella yang kita persembahkan untuk ulang tahun negara tercinta ini," ujar Dee.
Lagu "Happy Birthday" dibawakan terlebih dulu dengan konsep acapella. Kemudian dengan penuh semangat, "Hari Merdeka" dilantunkan dan diikuti oleh para penonton.
Berikutnya, RSD menyanyikan "Satu Bintang di Langit Kelam". Lagu tersebut terdengar begitu syahdu dan sangat mellow, bahkan menurut mereka ini adalah paling sendu yang pernah dibuat oleh grup asal Bandung itu.
"Berikut ini adalah lagu terakhir dari kami, terimakasih buat teman-teman yang sudah hadir," ucap Dee sebelum melantunkan "Antara Kita".
Baca juga: Senam SKJ bersama di Festival Mesin Waktu
Baca juga: Bernostalgia dengan Karaoke Mesin Waktu
Baca juga: Ikuti lomba 17 Agustus, pengunjung bergembira di Festival Mesin Waktu
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019