Ratusan dari ribuan penyintas yang masih bertahan di tenda-tenda pengungsian di sana antusias mengikuti berbagai macam lomba yang diadakan oleh beberapa pengungsi bekerjasama dengan salah satu Non Government Organization (NGO) lokal yaitu Child And Support Community.
"Meski masih merasakan duka dan kesedihan akibat bencana 28 September 2018 silam, tidak menyurutkan niat dan semangatku untuk berpartisipasi merayakan 74 Tahun Kemerdekaan RI," kata salah satu peserta lomba, Fatimah.
Tujuan dia mengikuti perlombaan yang diadakan untuk semua kalangan itu, juga untuk menghilangkan kesedihan dan gundah gulana akibat bencana.
"Saya sangat senang ada lomba 17 Agustusan diadakan di sini. Saya kira bukan hanya saya, tapi pengungsi yang lain juga merasakan kebahagiaan yang sama," ujarnya lagi.
Ia berharap kegiatan-kegiatan memperingati Kemerdekaan RI di kawasan pengungsian korban gempa dan likuefaksi di Sport Center Balaroa itu, dapat menumbuhkan semangat para pengungsi agar kembali dan terus bangkit. Tidak terus menerus terselimut dalam duka akibat bencana .
Hal yang sama juga diungkapkan pengungsi lainnya, Astia Sari. Menurutnya peringatan 74 Tahun Hari Kemerdekaan RI yang diisi dengan berbagai kegiatan sosial dan lomba itu menjadi suatu hiburan tersendiri bagi para pengungsi.
"Saya merasa terhibur dengan adanya lomba-lomba dalam rangka memperingati Kemerdekaan RI di sini. Saya yakin pengungsi lainnya merasakan hal yang sama. Buktinya banyak yang mendaftar untuk ikutan lomba," katanya pula.
Project Manager Child and Support Community yang juga salah satu panitia lomba Khrisna Aprilia Ma'arif mengatakan, rangkaian kegiatan memperingati Kemerdekaan RI di kawasan pengungsian korban gempa dam likuefaksi Sport Center Balaroa sudah dilaksanakan sejak dua hari lalu.
"Kegiatan yang kami adakan sejak 15 Agustus meliputi sosialisasi dan edukasi kesehatan reproduksi dan pencegahan pernikahan dini. Kami juga mengadakan kelas bahasa Inggris bagi anak-anak di sini. Tadi pagi kami mengadakan upacara Peringatan 74 Tahun Kemerdekaan RI di sini," ujarnya pula.
Baca juga: Atlet panjat dapat penghargaan Pemprov Sulteng pada hari Kemerdekaan
Ia menyebut tujuan dilaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut untuk meningkatkan nasionalisme dan patriotisme para penyintas.
"Jiwa nasionalis dan patriotis para penyintas mulai meredup, buktinya mereka tidak mengadakan lomba memperingati 17 Agustus. Nanti kami memfasilitasi dan mengadakan berbagai kegiatan dan lomba dengan melibatkan beberapa penyintas di sini baru terlaksana," ujarnya lagi.
Khrisna mengatakan perlombaan tersebut akan dilaksanakan hingga Minggu, meliputi lomba makan kerupuk, biskuit, lari kelereng, lari karung, lari balon, memasukkan paku dalam botol hingga panjat pinang bahkan lomba ranking satu.
"Kegiatan ini kami namakan Kibaran 1.000 Merah Putih," ujar dia pula.
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019