• Beranda
  • Berita
  • Wapres sebut "unicorn" di Indonesia sama saja seperti koperasi

Wapres sebut "unicorn" di Indonesia sama saja seperti koperasi

18 Agustus 2019 16:33 WIB
Wapres sebut "unicorn" di Indonesia sama saja seperti koperasi
Wapres Jusuf Kalla menghadiri Gerakan Nasional 1.000 Start-Up Digital di Istora Senayan Jakarta, Minggu (18/8/2019). (Biro Pers Setwapres)

Sebenarnya anda mestinya dapat (penghargaan) bintang koperasi, karena anda membentuk koperasi besar di Indonesia ini. Anda sudah menjalankan juga pasal 33 UUD 1945. Wah, itu anda dapat berkah karena andalah yang membikin ekonomi untuk kebersamaan."

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut perusahaan rintisan atau start up business dengan nilai kapitalisasi besar di Indonesia memiliki konsep sama dengan koperasi, yakni hanya mengumpulkan modal tanpa meningkatkan produk komoditas dalam negeri.

"Contohnya Gojek, Bukalapak atau Tokopedia; anda kan tidak punya toko beneran, tapi suruh orang jualan. Jadi hanya mengumpulkan orang jualan, anda sudah bikin koperasi hebat," kata Wapres saat menghadiri Gerakan Nasional 1.000 Start-Up Digital di Istora Senayan Jakarta, Minggu.

Baca juga: 6.600 perusahaan pemula ramaikan Indonesia Startup Summit 2019

Baca juga: Menristekdikti targetkan seribuan "startup" baru pada 2019

Baca juga: Forum Pembangunan Indonesia bahas lapangan kerja usaha rintisan


Dengan banyaknya generasi muda yang terjun ke dunia usaha rintisan tersebut, lanjut Wapres, artinya cita-cita Mohammad Hatta sebagai Bapak Koperasi dapat terwujud.

"Sebenarnya anda mestinya dapat (penghargaan) bintang koperasi, karena anda membentuk koperasi besar di Indonesia ini. Anda sudah menjalankan juga pasal 33 UUD 1945. Wah, itu anda dapat berkah karena andalah yang membikin ekonomi untuk kebersamaan," kata Wapres.

Transformasi ekonomi menjadi usaha rintisan, lanjut JK, lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan menjalankan wirausaha di zaman dulu, yang memerlukan penguasaan teori ekonomi. Menurut Wapres, di bisnis start up ini para pelakunya tidak perlu melahap buku-buku teori ekonomi karena yang diperlukan hanyalah semangat untuk menjalankan bisnis tersebut.

"Menjadi start up itu sama dengan belajar berenang. Kalau baca semua buku tentang berenang lalu turun ke sungai, itu tenggelam. Tapi kalau turun pelan-pelan, belajar dari pinggir, maka tiga atau empat hari sudah bisa berenang," katanya.

Namun demikian, JK mengingatkan bahwa selain semangat untuk memulai usaha rintisan, diperlukan juga upaya peningkatan produk dalam negeri guna memberi nilai tambah dalam perekonomian.

"Tetap saja intinya ialah nilai tambah, industri, perkebunan; sesuatu yang bisa dijual. Jadi harus ada yang berproduksi, ada yang jadi pedagang, nelayan, ada yang jadi ahli, jadi industriawan," ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019