Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur, mendukung program demplot dengan pemanfaatan bahan organik untuk penanaman bawang merah yang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk, sebagai bagian dari optimalisasi produksi.Demplot ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian petani akan perlunya penyehatan lahan agar kejadian penurunan kesuburan tanah dapat dicegah, bahkan dapat diperbaiki di masa mendatang
"Demplot ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian petani akan perlunya penyehatan lahan agar kejadian penurunan kesuburan tanah dapat dicegah, bahkan dapat diperbaiki di masa mendatang," kata Kepala Perwakilan BI Kediri Musni Hardi Kasuma Atmaja di Nganjuk, Senin.
Ia menambahkan, program ini sekaligus memberikan gambaran dan contoh kepada petani bawang merah di Nganjuk akan manfaat penggunaan bahan organik bagi penanaman bawang merah melalui demplot skala usaha pada lahan kelompok tani maju yang membandingkan teknik pengelolaan lahan secara konvensional.
Menggunakan bahan organik terdokompisisi, lanjut dia, dilengkapi dengan Kalsium (Ca) serta bahan pembenah tanah hasil pabrikasi. Dengan itu, dapat diperoleh gambaran secara jelas pola pengelolaan lahan yang mana yang mampu memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen bawang merah yang menguntungkan.
Kegiatan tersebut, tambah dia hasil kerjasama antara Kantor Perwakilan BI Kediri dengan Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk, Gapoktan Karya Abadi, Gapoktan Luru Luhur, Pusat Kajian Hortikultura IPB, dan Uniska terkait dengan pelaksanaan penanaman, pengamatan pertumbuhan tanaman, hasil panen, serta analisisnya, untuk mengetahui perlakuan mana yang mampu memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan hasil panen bawang merah yang menguntungkan.
"Dari hasil pengamatan di lapangan terlihat perlakuan pembenahan tanah untuk meningkatkan status bahan organik, mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman, mengurangi pemakaian pestisida karena tanaman yang lebih vigor mampu bertahan dari serangan penyakit dan pengayaan mikro-organisme tanah telah dapat menekan keberadaan mikro-organisme penyakit, serta meningkatkan hasil panen hingga 28 -29 ton per hektare," ujar dia.
Dengan potensi produksi bawang merah di Kabupaten Nganjuk yang mencapai luas lahan sebanyak 4.200 hektare, maka hasilnya bisa lebih dari 63.000 ton dalam sekali musim tanam.
Ia mengatakan, pada tahun 2019, bawang merah menjadi salah satu dari lima penyumbang inflasi baik di Kota Kediri dan Kota Madiun dari Maret 2019 sampai dengan April 2019 dengan bobot inflasi di kisaran 0,21 persen - 0,25 persen.
Bawang merah menjadi penyumbang lima penyumbang inflasi di Kota Kediri dan Madiun. Hal ini karena pada bulan-bulan tersebut termasuk masa off session, yaitu sebagian lahan bawang dipergunakan untuk menanam padi. Mulai akhir Mei atau awal Juni lahan kembali dipergunakan untuk menanam bawang merah, sehingga ketika panen bulan Juli harga bawang kembali turun. Panen bawang merah yang tepat waktu dan tepat kualitas menjadi salah satu solusi untuk menjaga inflasi di Kota Kediri dan Kota Madiun.
Ia mengatakan, salah satu tantangan besar pertanian Indonesia ke depan adalah penurunan kesuburan tanah secara berkelanjutan. Kondisi ini akan menurunkan produktivitas lahan, peningkatan serangan OPT (organisme pengganggu tanaman), peningkatan biaya produksi, pada ujungnya akan menurunkan kesejahteraan petani dan daya saing produk pertanian Indonesia akan makin rendah.
Penurunan kesuburan tanah merupakan akumulasi dari banyak faktor di antaranya indeks tanam yang tinggi, penggunaan pupuk an-organik yang kurang bijaksana, pemakaian pestisida berlebihan dan juga perubahan iklim. Pengembalian kesuburan tanah akan makin sulit dilakukan bila kesuburan makin rendah, sehingga tindakan menjaga kesuburan tanah harus menjadi perhatian.
Dengan program untuk meningkatkan kesuburan kimiawi nantinya mampu menyediakan sumber hara yang lengkap, serta mengembalikan kesuburan biologis karena menambahkan keragaman mikrorganisme yang menguntungkan bagi tanaman.
Tetapi karena bersifat mengubah maka kebutuhannya tinggi sehingga sebagian petani enggan menggunakan. Sebagai alternatif tersedia bahan pembenah tanah yang sudah difabrikasi yang kebutuhannya lebih efisien.
Musni mengatakan, dukungan Bank Indonesia untuk pengembangan klaster bawang ini telah dilakukan sejak tahun 2015 baik dalam bentuk pemberian bantuan teknis maupun program sosial.
"Harapan ke depannya adalah inisiasi perbaikan kesuburan tanah melalui pengggunaan bahan yang telah dilakukan dapat diadopsi oleh petani-petani lain di Nganjuk secara khusus dan sebagaian besar petani di Indonesia pada umumnya, sehingga bencana penurunan kesuburan tanah dapat dicegah. Hal ini tentunya perlu dukungan pemerintah agar petani memiliki motivasi dan kemampuan untuk melakukan perbaikan kesuburan tanah," kata dia.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk Judi Ernanto mengungkapkan panen bawang merah melalui demplot skala usaha ternyata hasilnya cukup memuaskan. Pihaknya juga sangat senang dengan program ini, sebab bisa membantu petani. Produksi bawang merah di Nganjuk merupakan terbesar kedua di Indonesia setelah Brebes, Jawa Tengah.
Baca juga: Panen bawang merah di Nganjuk bagus, lebih dari 20 ton per hektare
Baca juga: Kementan lakukan pendampingan Nganjuk sebagai penyangga bawang merah
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019