• Beranda
  • Berita
  • Mendag: Indonesia kehilangan pasar akibat tertinggal jajaki perjanjian

Mendag: Indonesia kehilangan pasar akibat tertinggal jajaki perjanjian

19 Agustus 2019 16:48 WIB
Mendag: Indonesia kehilangan pasar akibat tertinggal jajaki perjanjian
Mendag Enggartiasto Lukita (kiri) dalam pertemuan tingkat menteri RCEP di Beijing, China, Jumat (2/8/2019) (M. Irfan Ilmie)
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai bahwa Indonesia banyak kehilangan pangsa pasar (market share) di sejumlah negara akibat tertinggal dari Vietnam dan Malaysia dalam menjajaki perjanjian dagang.

Enggar mengakui bahwa Indonesia ketinggalan dengan Vietnam yang lebih gesit dalam menjalin perjanjian dagang. Baru sepuluh tahun terakhir ini, kata Enggar, Indonesia baru mengejar ketertinggalan itu untuk menyelesaikan perjanjian dagang.

"Malaysia sebagai contoh, dia sudah lebih dulu, banyak sekali kita kehilangan 'market share' di Turki dan India, oleh Malaysia. Itu karena dia ada perjanjian dagang," kata Enggar usai menghadiri diskusi CEO Connect -Exploring Asean yang diselenggarakan Standard Chartered di Jakarta, Senin.

Enggar menjelaskan akibat perjanjian dagang tersebut, Vietnam atau Malaysia memperoleh tarif yang lebih rendah dari negara tetangga lainnya, sehingga berakibat komoditas ekspor asal Indonesia sulit bersaing.

Oleh karena itu, Indonesia berupaya melakukan sejumlah perjanjian dagang yang ditargetkan dapat selesai pada tahun ini, antara lain Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

Dalam waktu dekat, Indonesia juga akan memasuki pasar baru di Afrika dengan segera ditandatanganinya kerja sama perjanjian dagang Indonesia-Mozambik Preferential Trade Agreement (PTA).

Enggar mengatakan penandatanganan Indonesia-Mozambik PTA masih menunggu kecocokan jadwal dengan Menteri Industri dan Perdagangan Mozambik.

"Saya tinggal menunggu karena menterinya harus dapat izin dari Presidennya, sama-sama menyesuaikan 'schedule'," kata Menteri Enggar usai menghadiri diskusi CEO Connect -Exploring Asean yang diselenggarakan Standard Chartered di Jakarta, Senin.

Enggar menjelaskan bahwa Indonesia-Mozambik PTA merupakan kerja sama bilateral pertama bagi Indonesia dengan negara Afrika. Menurut dia, Mozambik menjadi hub atau pintu masuk peluang pasar ekspor Indonesia ke negara-negara lain Afrika.

Selain dengan Mozambik, kerja sama dengan negara Afrika juga akan dilakukan pada tahun ini, yakni dengan Tunisia dan Maroko.

Baca juga: Mendag: RI-Mozambik tunggu kecocokan jadwal, teken perjanjian dagang

Baca juga: Kemendag gencarkan perjanjian dagang dengan pasar nontradisional

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019