"Hari ini pengarahan untuk persiapan pra-pelaksanaan PBAK tahun 2019," kata Sekretaris Panitia PBAK IAIN Palu, Fatharani di Palu, Selasa.
PBAK oleh IAIN Palu menjadi salah satu tahapan atau jenjang pembinaan, yang di dalamnya bermuatan penanaman moderasi beragama. Hal itu berangkat dari visi dan misi Rektor IAIN Palu Prof Dr KH Sagaf S Pettalongi MPd yang ingin menjadikan mahasiswa perguruan tinggi tersebut, unggul dengan moderasi beragama.
Upaya ini, kata dia, juga sejalan dengan instruksi Kementerian Agama RI yang mewajibkan kepada seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) STAIN, IAIN dan UIN untuk menyebarkan dan membumikan pemahaman moderasi beragama, dalam rangka menangkal tumbuh dan berkembangnya gerakan radikalisme dan ekstremisme.
"Seluruh proses dalam pra-PBAK dan PBAK itu sendiri bermuara pada pengenalan dan penanaman nilai-nilai Islam rahmatan lil-alamiin," kata Fatharani.
Fatharani menyebut, pra-PBAK akan dilaksanakan dan diikuti oleh 1.530 mahasiswa baru dari empat fakultas mulai tanggal 23hingga 24 Agustus, kemudian PBAK di mulai 26 hingga 29 Agustus yang berlangsung di lingkungan IAIN Palu.
Pantaun di lapangan, mahasiswa baru antusias mengikuti pengarahan dari pihak panitia PBAK. Mahasiswa baru yang umumnya berasal dari berbagai kabupaten/kota di Sulteng ini kemudian diarahkan oleh panitia untuk bergabung di kelompok yang telah dibentuk.
Panitia mengarahkan satu-satu persatu mahasiswa untuk bergabung di kelompoknya masing-masing, yang berjumlah sekitar 40 orang/kelompok. Pembentukan kelompok bertujuan untuk memudahkan panitia mengarahkan, memobilisasi dan mengkoordinir serta membangun dialog dan kemunikasi serta diskusi mengenai moderasi beragama.
Terkait dengan itu, IAIN Palu sebagai salah satu PTKIN di bawah naungan Kemenag RI diharapkan dapat memainkan peran dan fungsinya secara maksimal, terstruktur, sistematis dan masif untuk memberikan pemahaman secara totalitas tentang moderasi beragama kepada mahasiswa baru.
Sejalan dengan itu Femi Maharani, salah seorang mahasiswa baru IAIN Palu pada Jurusan Perbankan Syariah mengaku tertarik untuk menimba ilmu agama di perguruan tinggi Islam negeri itu.
Bagi Femi, IAIN Palu memiliki kelebihan dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh perguruan tinggi lainnya di Sulteng. Salah satu keunggulan itu adalah dapat menimba lebih banyak ilmu agama.
Disisi lain, Femi memiliki cita-cita besar untuk mengelaborasikan ilmu agama dan ilmu perbankan, yang ketika ia keluar dari perguruan tinggi tersebut, dirinya dapat menjadi magnet perekat di masyarakat.
"Saya juga ingin menjadi intelektual muslim yang tidak hanya menguasai tentang ilmu agama, tetapi juga menguasai ilmu perbankan," ujar Femi.
Selaras dengan Femi, Aghini Alnata, salah sorang mahasiswa baru Jurusan Ekonomi Syariah, menyebut bahwa salah satu pembeda antara IAIN Palu dengan perguruan tinggi lainnya, ialah ekonomi syariah.
"Saya ingin mengembangkan dan belajar lebih dalam tentang ekonomi syariah. Di perguruan tinggi lain di Sulawesi Tengah, tidak ada jurusan ekonomi syariah," akuinya.
Begitu pula dengan M Imam Taufik, mahasiswa baru Jurusan Aqidah Filsafat. Imam Taufik yang merupakan pria asal Kabupaten Tolitoli ini, bercita-cita besar untuk menjadi seorang pemikir Islam modern, yang ke depan bisa berkontribusi besar terhadap bangsa dan negara.
Baca juga: 100 mahasiswa IAIN dibekali kecerdasan berbahasa Arab-Inggris
Baca juga: Dua mahasiswa FTIK IAIN Palu raih predikat cumlude
Baca juga: 838 calon mahasiswa jalur mandiri ikut ujian masuk PTKIN IAIN Palu
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019