“Saya dapat laporan sudah 700 hektare, ini saya sudah kirim tambahan personel dari Satpol PP dan Brimob,” kata Herman Deru yang dijumpai di Griya Agung Palembang, setelah acara MoU Pemprov Sumsel dengan Kejaksaan Tinggi, Rabu.
Karhutla tersebut terjadi di lahan yang belum dikelola milik perusahaan konsesi yang bermitra dengan masyarakat. Lahan tersebut sebagian besar merupakan areal bergambut dengan kondisi sangat kering di saat puncak musim kemarau ini.
Baca juga: BPBD Sumsel kerahkan 400 personel atasi karhutla di Musi Banyuasin
Menurutnya, jika karhutla ini tidak juga terkendali hingga dua hari ke depan, Herman Deru mengatakan akan mengajak Satgas Karhutla dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah berembuk untuk menemukan solusi terbaik.
Apalagi, upaya pembuatan sekat bakar yang dilakukan Tim Satgas Darat Karhutla sempat berhasil memadamkan api.
“Hanya saja kita terbatas dengan alat untuk buat sekat bakar tersebut. Selain itu, tidak bisa selalu diterapkan karena faktor angin membuat api meloncati sekat bakar,” kata dia.
Meski saat ini penanganan Karhutla bertumpu pada 400 personel Satgas Darat, dan empat unit helikopter pembom air (water boombing), Pemprov Sumsel juga mengupayakan dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Hanya saja, untuk menerapkan TMC ini terkendala faktor cuaca mengingat Sumatera Selatan sudah 31 hari tanpa hujan.
“Garam itu disemai di awan, bagaimana mau disemai, ya awannya tidak ada,” kata Herman Deru.
Api yang tak kunjung padam ini juga telah menyebabkan kabut asap di sekitar lokasi, hingga menyeberang ke Provinsi Jambi mengingat Desa Muara Medak berada di perbatasan.
Sebagai langkah lanjutan penanggulangan bencana, pemerintah sudah membuat posko kesehatan untuk melayani masyarakat sekitar.
Baca juga: Gubernur Kalbar ancam segel perkebunan yang lahan konsesinya terbakar
Baca juga: Gubernur Jambi susuri titik karhutla dari udara
Baca juga: Polda Sumsel dalami perusahaan terlibat karhutla
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019