"Dengan bahaya laten kekeringan ini kami mengajak partisipasi masyarakat untuk benar-benar peduli dengan bencana yang dampaknya tidak hanya terjadi saat ini, namun hingga ke generasi berikutnya.
Director Social Distribution Program (SDP) Aksi Cepat Tanggap (ACT), Wahyu Novyan mengemukakan 2,1 juta liter air bersih setiap harinya akan didistribusikan ACT melalui 28 cabang kantor ACT seluruh Indonesia sebagai respon menghadapi musim kemarau saat ini.
"Hal ini yang perlu dijadikan perhatian utama merespon kondisi kekeringan maka air bersih akan kami distribusikan dengan target 500.000 penerima manfaat per hari,” ungkapnya melalui keterangan resminya yang diterima di Makassar, Rabu.
Empat bulan terakhir ini, ACT telah memproses kurang lebih 1.400 sumur wakaf di seluruh Indonesia.
Tahap awal penanganan kekeringan, ACT akan memasok kebutuhan air bersih sebanyak 2,1 juta liter per hari melalui mobil tangki air dengan total 60 juta liter/bulan.
Baca juga: ACT-BMKG kolaborasi hadapi bencana kekeringan di Indonesia
Baca juga: ACT Lampung salurkan bantuan dari GSM Unila ke masyarakat
Menurut Wahyu, kekeringan bukan bencana yang bisa secara langsung berdampak pada kematian, namun kekeringan merupakan bencana yang sangat laten.
Kata dia, kekeringan bukan bencana rapid on set namun slow on set. Slow on set ini memiliki dampak mematikan, dengan kondisi air bersih di dunia sekarang hanya sebesar 3 persen. Hal ini tentu akan berdampak pada generasi mendatang hingga lost generation.
"Dengan bahaya laten kekeringan ini kami mengajak partisipasi masyarakat untuk benar-benar peduli dengan bencana yang dampaknya tidak hanya terjadi saat ini, namun hingga ke generasi berikutnya,” kata Wahyu.
Sementara itu Senior Manager Global Medic Action ACT, dr Rizal Alimin menyampaikan bencana kekeringan yang menimpa hampir di seluruh daerah Indonesia dipastikan memberi dampak terhadap kesehatan masyarakat.
Pada musim kemarau akan terdapat banyak kemungkinan peningkatan penyebaran hepatitis A, tifus, malaria hingga demam berdarah, dan penyakit lainnya.
Meskipun, kata dia, semua ini akan dipengaruhi tingkat keparahan kekeringan di daerah tersebut dan ketahanan fisik warganya. Selain itu, secara jangka panjang pengaruh buruk kekeringan panjang akan berdampak peningkatan kekerdilan (stunting) bagi anak-anak.
"Hal itu karena dengan bencana kekeringan ekstrim ini akan mempengaruhi pola makan, pola asuh hingga sanitasi pada warga yang terdampak,” ujarnya.*
Baca juga: ACT sebut tujuh provinsi dilanda kekeringan
Baca juga: ACT beri bantuan air bersih-pangan-medis untuk wilayah kekeringan
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019