"BMKG memprediksi Agustus-September akan sangat panas, sehingga rentan terjadi kebakaran hutan. Kita imbau masyarakat tidak buka lahan dengan membakar," kata Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi di Padang, Rabu.
Selain membakar lahan, kata dia, tindakan tidak bertanggung jawab lain seperti membuat api unggun atau membuang puntung rokok sembarangan di daerah yang kekeringan juga bisa memicu kebakaran hutan dan lahan.
Dia mengatakan jika tindakan itu terbukti dilakukan akan tetap diproses secara tegas sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Dinas Kehutanan, menurut dia, terus melakukan tindakan pencegahan dengan cara pendateksi dini kebakaran melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dan Brigade dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Jika terjadi kebakaran, dua unit tersebut langsung bergerak melakukan pemahaman serta memberikan laporan.
"KPH, Brigade dan MPA sebagai perpanjangan tangan provinsi di setiap di wilayah pengelolaan hutan. Mereka sangat membantu pemerintah jika tiba-tiba peristiwa yang tidak inginkan itu terjadi," katanya.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kota Padang, tepatnya di Bukit Nobita, Selasa malam (21/8) pihaknya bersama Pemkot Padang telah melakukan pemadaman langsung, dan kondisinya saat ini api telah padam.
"Saat menerima info tersebut kita langsung ke lokasi dan melakukan pemadaman dengan cara manual, sebab lokasi kebakaran berjarak 2 kilometer di atas perbukitan," katanya.
Sebelumnya juga terjadi kebakaran hutan di Kabupaten Pesisir Selatan namun juga berhasil dikendalikan.
Baca juga: BMKG: beberapa daerah di sumbar berpotensi karhutla
Baca juga: Tim sulit padamkam kebakaran perkebunan sawit di Sumbar
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019