• Beranda
  • Berita
  • Butuh peran ayah terkait pemenuhan hak anak atas ASI

Butuh peran ayah terkait pemenuhan hak anak atas ASI

21 Agustus 2019 17:34 WIB
Butuh peran ayah terkait pemenuhan hak anak atas ASI
Save The Children atau Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) dalam suatu kegiatan. (ANTARA/Muhammad Hajiji/YSTC)
Save The Children atau Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) menyatakan ayah memiliki peran penting terkait pemenuhan hak bayi/anak memperoleh ASI eksklusif, gizi yang baik demi kualitas tumbuh kembang anak.

"Untuk menunjang upaya keberhasilan ibu menyusui atau pemberian ASI eksklusif, dibutuhkan peran dan komitmen bersama antara ayah, serta keluarga, tenaga kesehatan, serta keberpihakan stakehoulder terkait," ucap Manager Communication and Advocacy Save The Children Wilayah Sulawesi Tengah, Dewi Sri Sumanah, di Palu, Rabu.

Pernyataan Dewi Sumanah berkaitan dengan pentingnya bayi/anak mendapat ASI eksklusif dari ibu, dalam situasi normal ataupun, situasi darurat. Pernyataan itu juga berkaitan dengan momentum peringatan Pekan ASI se-dunia tahun 2019.

Baca juga: Pemberian ASI eksklusif bayi dapat mencegah kekerdilan di Palu

Baca juga: Diingatkan akan pentingnya ASI eksklusif bagi anak


Dewi menegaskan keberhasilan ibu dalam menyusui adalah bentuk upaya pengasuhan terhadap anak yang berkelanjutan.

Karena itu, dibutuhkan peran semua pihak untuk memastikan bahwa setiap anak telah memperoleh hak-hak dasarnya, tumbuh kembangnya, terlindungi sejak awal kehidupannya. "Itulah pentingnya mengapa ASI itu sangat penting untuk anak baik dalam situasi normal ataupun situasi darurat," kata Dewi.

Menyusui merupakan sikap kemanusiaan untuk menyelamatkan kehidupan, sekaligus meningkatkan kesehatan, sosial dan ekonomi, baik bagi individu ataupun untuk bangsa dan negara.

Dewi memaparkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa proporsi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada bayi dan anak usia 0-23 bulan di Sulteng, sekitar 60 persen, dan ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan sekitar 48 persen.

Data ini menunjukkan masih perlu dilakukan upaya efektif dan kreatif untuk melindungi, mempromosikan dan mendukung praktek menyusui di Sulteng.

Hasil penelitian praktik pemberian ASI eksklusif dan meneruskan menyusui hingga satu tahun, dapat menurunkan angka kematian balita hingga 13 persen.

Hasil penelitian juga menyebutkan, angka kematian balita masih bisa di turunkan hingga enam persen dengan memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, dan adekuat.

YSTC merupakan salah satu lembaga kemanusiaan yang telah memberikan kontribusi besar untuk pemulihan Sulawesi Tengah setelah bencana gempa, tsunami dan likuefaksi.

Pada sektor kesehatan dan nutrisi, YSTC telah melaksanakan langkah-langkah untuk melindungi status nutrisi dan berkontribusi menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Tercatat 1.838 ibu mengikuti sesi PMBA-D (Pemberian Makan Bayi dan Anak Darurat), serta 568 ibu hamil melalui konseling personal yang dilaksanakan oleh YSTC atau Save The Children.

Kemudian, 2.310 orang menghadiri sesi kelompok PMBA, termasuk ibu hamil, pengasuh anak. Sebanyak 397 tenaga kesehatan mendapat pelatihan PMBA-D untuk karyawan puskesmas (tenaga kesehatan masyarakat) yang dilaksanakan YSTC.

YSTC juga melakukan distribusi KIT ibu dan bayi sebanyak 2.950 dignity kits dan 156 ibu hamil dan menyusui telah menerima perlengkapan ibu dan bayi.*

Baca juga: Islam junjung tinggi hak anak peroleh ASI

Baca juga: Orang tua wajib pantau tumbuh kembang anak untuk cegah stunting

 

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019