Komandan Komando Rayon Militer Tarogong Kapten Infanteri Dedi Saepulloh mengatakan, kobaran api di lahan hutan mulai terlihat dari kaki gunung pada Rabu siang, hingga menjelang petang kebakaran masih terjadi.
Baca juga: BKSDA: Kebakaran hutan di Gunung Guntur mulai padam
Baca juga: Hutan Gunung Guntur di Garut kembali terbakar
"Anggota kami sudah diterjunkan bersama petugas lainnya untuk dilakukan pemadaman agar tidak terus meluas," kata Dedi.
Ia menuturkan, hutan yang terbakar lokasinya berada di Blok Citiis, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, yang diperkirakan kurang lebih 15 hektare lahan.
Sejumlah petugas dan warga sekitar kaki gunung, kata dia, berusaha memadamkan api dengan cara manual, sementara mobil pemadam kebakaran tidak bisa menuju lokasi kebakaran.
"Kondisi medan yang cukup terjal menjadikan pemadaman harus dilakukan manual, tidak bisa menggunakan air dari mobil pemadam," katanya.
Baca juga: Hutan wisata Gunung Guntur di Garut terbakar
Menurut dia, kebakaran bisa disebabkan berbagai faktor yaitu faktor alam karena kemarau sehingga banyak tumbuh-tumbuhan yang kering dan faktor disengaja oleh manusia untuk membuka lahan.
"Pemicunya bisa karena cuaca panas yang berlebih hingga adanya pihak yang sengaja melakukan pembakaran untuk membuka lahan," katanya.
Ia menambahkan, sejumlah personel TNI, dibantu Polri dan petugas instansi lainnya serta masyarakat telah bersiaga untuk mengawasi kawasan hutan Gunung Guntur.
"Saya sudah memerintahkan anggota untuk jaga di lokasi guna mengantisipasi api muncul kembali," katanya.
Sementara itu, kebakaran hutan di Gunung Guntur terlihat jelas kepulan asapnya dari jalan raya atau kawasan perkotaan Garut.
Baca juga: BKSDA: lima hektare hutan Gunung Guntur terbakar
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019