Aksi Cepat Tanggap (ACT) membangun 1.400 sumur wakaf untuk penanganan masalah kekeringan yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.Tahap awal penanganan kekeringan ACT pun akan menyuplai kebutuhan air melalui mobile water tank dengan total 60 juta liter/bulan,
Dalam empat bulan terakhir ACT telah memproses sekitar 1.400 sumur wakaf, kata Kepala Program ACT Jawa Timur (Jatim), Dipo Hadidalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Selain itu, ACT juga akan mendistribusikan 2,1 juta liter air bersih per hari di 28 cabang kantor ACT dengan total 500.000 penerima manfaat per hari.
Hal ini dilakukan untuk merespon dampak kemarau di sejumlah daerah yang menyebabkan kekeringan lahan pertanian dan juga kesulitan masyarakat mendapatkan air bersih.
Baca juga: ACT ajak masyarakat bantu warga terdampak kekeringan
Tahap awal penanganan kekeringan ACT pun akan menyuplai kebutuhan air melalui mobile water tank dengan total 60 juta liter/bulan.
Air bersih yang diberikan umumnya digunakan masyarakat untuk kebutuhan primer, yakni minum dan memasak.
Selanjutnya, ACT Jatim terus berkomitmen untuk mendistribusikan air bersih ke seluruh penjuru Jatim. Misalnya, ke Pasuruan, Malang, Bangkalan, Jember, dan beberapa daerah lainnya, seperti Yogyakarta.
Satu juta liter air bersih telah disalurkan ke beberapa daerah kekeringan di Jatim, kata Dipo.
Baca juga: ACT siap distribusikan 2,1 juta liter air hadapi musim kemarau
Anggota Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) di Yogyakarta, Winarno menyebutkan bahwa pengeboran sumur yang cukup dalam memungkinkan air dapat terus keluar.
Sumur ini sangat bermanfaat bagi warga sekitar, terlebih saat kemarau seperti sekarang ini, ungkapnya.
Dari penampungan air sumur wakaf di Yogyakarta, selain menyediakan air bagi jemaah mushola, warga sekitar mushala Dusun Karangmojo, Desa Grogol, Kecamatan Paliyan juga memanfaatkan air dari sumur wakaf.
Warga mengalirkan air menggunakan pipa-pipa yang mencapai puluhan hingga ratusan meter dari sumber air di sumur wakaf hingga ke kamar mandi di rumah mereka masing-masing.
Karmujiyanto, salah satu warga dusun yang menikmati air sumur wakaf mengatakan, di Gunungkidul sumber air sangat susah dan dalam. Sumber air kemungkinan ada di sungai bawah tanah yang posisinya sangat dalam. Untuk membuat sumur yang cukup dalam perlu biaya yang besar juga, warga di sini belum ada yang mampu untuk itu.
Kharis Pradana dari ACT DI Yogyakarta, mengatakan desa-desa di Gunungkidul tiap harinya akan mendapatkan kiriman air bersih dari ACT. Di Gunungkidul, ACT akan memasok 16 hingga 20 ribu liter bagi warga terdampak kekeringan.
Lima hari dalam sepekan, ACT akan rutin mengirimkan air bersih. Setiap harinya hingga 20 ribu liter bisa kami kirimkan. Ketersediaan armada sendiri dari ACT DI Yogyakarta memudahkan pendistribusian air bersih ini, jelasnya.
Baca juga: ACT-BMKG kolaborasi hadapi bencana kekeringan di Indonesia
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019