"Dari sana (KST) diharapkan muncul pelaku-pelaku usaha baru, dan dengan keberadaan pelaku usaha baru ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa," kata Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kemal Prihatman dalam pertemuan dengan awak media tentang "Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi" di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis.
Baca juga: Menristekdikti : STP sulit maju tanpa perguruan tinggi
Kemal mengatakan target penumbuhan startup pada RPJMN 2020-2024 tersebut jauh lebih tinggi dibanding target periode pemerintahan sebelumnya, yakni 1.200 startup pada RPJMN 2015-2019. Dan target RPJMN 2015-2019 tersebut telah tercapai.
Namun, target 3.500 technopreneur tersebut dapat berubah atau tetap tergantung pada penetapan RPJMN 2020-2024.
Baca juga: Kemenristekdikti : Ada 22 "Science Techno Park" pada 2019
Kemal menuturkan program penguatan inkubator mendukung KST menciptakan technopreneur muda, di mana dalam program tersebut para pebisnis pemula itu diberikan dukungan diantaranya pendampingan, penguatan dari sisi pengelolaan bisnis, penguatan secara teknis, manajemen bisnis dan pengembangan produk usaha.
Kemal mengatakan 3.500 technopreneur tersebut adalah mereka yang nantinya memiliki bisnis yang sudah berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan.
Baca juga: Dirjen dorong PUI menjadi "science techno park"
Dari 350.000 calon technopreneur, maka setidaknya dapat diperoleh 10 persen dari total atau 3.500 technopreneur. Namun, mencari calon-calon technopreneur tersebut tidaklah mudah, untuk itu Kawasan Sains dan Teknologi berperan untuk mengakselerasi terciptanya technopreneur atau perusahaan pemula (startup) berbasis teknologi melalui proses inkubasi yang diberikan kepada calon technopreneur untuk membina mereka menjadi pelaku usaha yang berhasil.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019