Menteri Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) informasinya juga ikut dalam kunjungan tersebut, kata Fahrizal di Palangka Raya, di Palangka Raya, Kamis.
"Kunjungan itu dalam rangka mengevaluasi sudah sejauh mana penanganan bencana karhutla di Kalteng. Kami dari Pemprov sudah siap menyambut kunjungan itu," bebernya.
Baca juga: Kalteng dinilai kurang siap tanggulangi karhutla
Menurut dia Pemprov Kalteng sejauh ini sudah cukup efektif menanggulangi karhutla. Apalagi, dua hari terakhir di provinsi ini ada hujan dengan intensitas sedang dan cukup lama, sehingga kebakaran di sejumlah titik bisa padam dengan sendirinya sekaligus membasahi gambut yang rawan terbakar.
Fahrizal pun berharap dengan turunnya hujan tersebut membuat udara di provinsi ini kembali sehat untuk dihirup oleh masyarakat Kalteng, dan ke depan tidak ada lagi bencana kabut asap akibat terjadinya karhutla.
"Kami juga mengharapkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat di Provinsi Kalteng untuk bersama-sama menjaga dan mencegah terjadinya karhutla," ucapnya.
Baca juga: Tiga pembakar lahan ditangkap
Sementara mengenai kerugian ekonomi akibat karhutla beberapa pekan belakangan ini, Pemprov Kalteng belum melakukan perhitungan secara menyeluruh, dan lebih melihat seberapa luas lahan maupun hutan yang terbakar.
"Kita sekarang ini terlebih dahulu fokus menanggulangi terjadinya karhutla di sejumlah titik. Itu sangat diperlukan agar bencana kabut asap tidak terjadi. Syukur hujan turun dua hari ini," demikian Fahrizal.
Baca juga: Kebakaran hutan terus bermunculan di Taman Nasional Tesso Nilo
Lahan di Kalteng yang yang terbakar sejak awal 2019 hingga saat ini tercatat 2.168 hektare lebih. Lahan yang terbakar terbanyak di Kota Palangka Raya sekitar 827 hektare lebih, disusul Kabupaten Seruyan 445 hektare lebih, dan Kabupaten Pulang Pisau 374 hektare lebih.
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019