Menurut Jokowi, hingga kini pihaknya masih melakukan serangkaian kajian. Sehingga, lokasi dipindahkannya ibu kota belum dapat dipastikan ke provinsi mana.
"Masih tunggu satu, dua kajian," ujarnya kepada awak media usai konferensi pers di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis petang, tentang kondisi tanah Papua pascakerusuhan.
Baca juga: Ibu kota dipastikan pindah ke Kaltim, sebut Sofyan Djalil
Baca juga: Ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur, ini desainnya
Jokowi tidak membeberkan mengenai kajian apa saja yang belum dilengkapi tentang rencana pemindahan ibu kota. Yang pasti, ia mengaku segera mengumumkannya ketika sudah menerima secara lengkap mengenai kajiannya.
"Akan kita umumkan pada waktunya, masih nunggu kajian, tinggal satu, dua kajian belum disampaikan kepada saya," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil memastikan ibu kota negara akan pindah ke Provinsi Kalimantan Timur.
"Kalimantan Timur, tapi lokasi spesifiknya yang belum," kata Sofyan di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis.
Sofyan menegaskan pengadaan lahan untuk kebutuhan ibu kota ini masih menunggu pengumuman resmi lokasi pasti ibu kota baru oleh Presiden.
Baca juga: Pemindahan Ibu kota akan tingkatkan PDB 0,1 sampai 0,2 persen
Baca juga: Pemindahan ibu kota ke Kalimantan bukan kontes
Ia memastikan kebutuhan lahan ibu kota baru untuk tahap pertama memerlukan tanah seluas 3.000 hektare yang akan dimanfaatkan guna pembangunan kantor pemerintahan.
"Setelah itu luas perluasannya bisa 200-300 ribu ha, sehingga bisa bikin kota, dengan taman kota yang indah, banyak tamannya, orang bisa hidup sehat dan udara bersih. Kita harapkan jadi kota menarik buat dihidupi," kata Sofyan.
Baca juga: Bappenas katakan BUMN ikut dilibatkan dalam pembangunan ibu kota baru
Baca juga: Ibu kota bakal pindah, jalan tol di Kaltim ini beroperasi akhir 2019
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019