Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan proyek penataan Kawasan Kota Lama Semarang (KKLS) tahap I, sehingga diharapkan bisa makin menarik wisatawan mengunjungi lokasi tersebut.Saya tunggu Anda untuk hadir dan mari kita hidupkan kota lama
Sebelumnya KKLS yang dikenal banyak terdapat bangunan bersejarah dengan arsitektur bergaya Eropa sebagai pusat perdagangan pada masa Hindia Belanda, kurang terawat, kusam bahkan menjadi daerah rawan kejahatan karena minim penerangan saat malam. Setelah dilakukan penataan, Kota Lama siap membuat mata wisatawan sekali lagi tertuju kepadanya.
“Penataan dilakukan agar kawasan lebih rapi, nyaman, dan bisa menjadi tujuan wisata. Selama ini, wisatawan yang datang ke Semarang lebih banyak memilih berkunjung ke Candi Borobudur atau Pulau Karimunjawa,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Setelah dilakukan penataan, kondisi jalan dan pedestrian di kawasan seluas 22 hektare sudah rapi menggunakan paving block dengan dilengkapi pembatas.
Kemudian dibuat jaringan utilitas berupa kabel listrik, fiber optik, telepon, dan pipa PDAM di bawah tanah, jaringan drainase dan pembangunan dua kolam retensi yakni Kolam Berok dan Bubakan untuk mengurangi risiko genangan.
KKLS juga dilengkapi street furniture, yang di samping sebagai fasilitas pendukung juga menjadi spot wisatawan berswafoto. Misalnya tempat pengisian daya ponsel yang dibuat berupa boks telepon, kursi taman, tempat sampah, papan informasi, lampu penerangan jalan, dan halte.
Pekerjaan dilakukan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya secara bertahap sejak Desember 2017 hingga Juni 2019 dengan anggaran Rp183 miliar miliar. Pekerjaan dilakukan oleh kontraktor PT Brantas Abipraya.
“Penataan juga bertujuan mewujudkan kota Semarang menjadi kota pusaka yang layak huni dan berkelanjutan. Nantinya, bisa menjadi kawasan wisata yang mewadahi berbagai kegiatan masyarakat, seperti car free day, festival seni budaya, dan kuliner yang akan meningkatkan ekonomi lokal,” tambah Basuki.
Kegiatan yang akan digelar dalam waktu dekat adalah Festival Kota Lama Semarang pada 12-22 September 2019.
"Seluruh Indonesia mencoba membantu untuk menghidupkan Kota Lama. Teman-teman luar negeri juga datang untuk membantu. Ada buku yang diberikan kepada saya berjudul Kissing Sleeping Beauty Alive. Buku tentang kota lama yang indah bak gadis cantik yang tertidur. Butuh banyak pangeran untuk menciumnya agar dia bisa hidup lagi. Festival ini adalah festival untuk mencium gadis cantik yang tidur itu,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ada banyak pertunjukan yang akan ditampilkan pada festival tersebut antara lain seni musik, menari, membaca puisi, kuliner, diskusi mengenai KKLS yang dulu, sekarang dan ke depan.
"Saya tunggu anda untuk hadir dan mari kita hidupkan kota lama. Terima kasih teman-teman yang sudah membantu," kata Ganjar.
Untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan KKLS, para pengunjung dihimbau untuk membuang sampah pada tempatnya, tidak melakukan vandalisme dan pencurian ornamen-ornamen street furniture.
Pengunjung juga diminta untuk memarkir kendaraan pada area yang sudah ditentukan karena KKLS didesain tidak ada kendaraan yang parkir di pinggir jalan baik roda dua maupun empat. Di samping itu akan menambah macet karena volume lalu lintas yang melewati KKLS cukup tinggi.
Baca juga: Ganjar usul Kawasan Kota Lama Semarang bebas kendaraan
Baca juga: Menpar minta pengelolaan Kota Lama Semarang berstandar internasional
Baca juga: Kawasan Kota Lama Semarang dilengkapi Galeri Industri Kreatif
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019