Akibatnya, masyarakat yang bermukim di kawasan tersebut masih ketakutan menempati rumah karena kawanan satwa liar tersebut masih terus merusak aneka palawija dan tanaman di perkebunan milik masyarakat.
"Sampai saat ini warga masih takut tidur di rumah transmigrasi karena pada malam hari, gajah-gajah tersebut berkeliaran di pemukiman warga," kata Kepala Desa Blang Lango, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, Oediyantri kepada ANTARA.
Tidak hanya itu, kawanan gajah juga sudah merusak seluas 15 hektare tanaman kelapa sawit dan tanaman pisang milik warga setempat.
Menurutnya, saat malam hari puluhan warga setempat terpaksa turun ke desa lain atau berkumpul di sebuah pondok agar terhindar dari gangguan gajah.
Hal ini disebabkan karena belasan ekor gajah liar tersebut berada di permukiman warga sambil memakan aneka tanaman di kebun di samping rumah.
"Kami sudah tidak tahu lagi kemana mengadu, gangguan gajah liar benar-sudah membuat masyarakat resah," kata Oediyantri menambahkan.
Pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dan Pemerintah Aceh segera mengambil tindakan dan mencari solusi sehingga gangguan gajah tidak lagi dialami oleh masyarakat di daerah tersebut.
Baca juga: Gajah liar mengamuk dan rusak kebun warga di Nagan Raya Aceh
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019