Rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dimeriahkan dengan Festival Kentongan yang digelar di Alun-Alun Purwokerto, Sabtu malam.Acaranya cukup menarik, apalagi ada penampilan mahasiswa asal Jepang.
Festival Kentongan yang digelar setiap tahun ini diikuti 27 grup yang merupakan perwakilan dari kecamatan se-Kabupaten Banyumas.
Dalam kegiatan tersebut, setiap grup diwajibkan menampilkan atraksi berupa kolaborasi antara penabuh musik kentongan dan penari di depan panggung kehormatan yang berada di sisi selatan Alun-Alun Purwokerto sebelum defile menuju Pasar Wage dengan menyusuri Jalan Jenderal Soedirman.
Setiap grup kentongan yang mengikuti festival tersebut berupaya tampil sebaik mungkin demi mendapatkan nilai terbaik.
Baca juga: Banyumas gelar festival "kentongan" tingkatkan kunjungan wisatawan
Baca juga: Banyumas akan gelar festival kentongan
Saat ditemui di sela acara, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Asis Kusumandani mengatakan Festival Kentongan merupakan agenda tahunan yang digelar untuk memeriahkan peringatan HUT RI.
"Kegiatan ini juga dalam rangka menumbuhkembangkan dan melestarikan kesenian tradisional khususnya kentongan. Selain untuk memeriahkan peringatan HUT RI, juga untuk menghibur masyarakat dan yang lebih penting lagi adalah untuk promosi wisata agar wisatawan tertarik datang ke Kabupaten Banyumas," katanya.
Menurut dia, salah satu yang menarik dalam Festival Kentongan kali ini adalah kehadiran mahasiswa dari Universitas Ibaraki (Ibaraki University, red.) Jepang.
Bahkan, kata dia, belasan mahasiswa asal Jepang tersebut turut memeriahkan Festival Kentongan dengan menampilkan tarian tradisional mereka.
Terkait dengan tema Festival Kentongan Tahun 2019, Asis mengatakan tema yang diusung berkaitan dengan wayang sehingga penampilan setiap grup tidak lepas dari tokoh-tokoh dalam pewayangan.
"Tema yang diusung setiap tahunnya berganti. Kali ini temanya wayang," tegasnya.
Ia mengatakan setiap grup yang tampil dinilai oleh juri yang terdiri atas akademisi dan budayawan.
Masyarakat tampak antusias menyaksikan festival tersebut kendati diguyur gerimis.
"Acaranya cukup menarik, apalagi ada penampilan mahasiswa asal Jepang," ujar salah seorang warga Purwokerto, Puji.*
Baca juga: Paguyuban Pasundan NTB tampilkan seni degung dalam pentas kebangsaan
Baca juga: Musik dan tarian warnai pentas "Ambon Pono deng Musisi"
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019