"Penggerak ekonomi sektor riil di Papua sebagian besar berasal dari mereka yang telah berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, karena itu wajib POLRI memberikan perlindungan kepada para pelaku penggerak perekonomian daerah. Jangan sampai kios, warung dan toko tutup karena merasa tidak aman,” ujar pendiri KAHMIPreneur Kamrussamad dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin.
Dia juga turut prihatin dengan kerusuhan yang terjadi di Papua. Menurutnya kerusuhan ini berdampak nyata terhadap perekonomian masyarakat.
Dampak kerusuhan ini nyata, saat pertokoan, warung dijarah, dirusak, dan dibakar, serta tutupnya berbagai pusat-pusat ekonomi termasuk pasar akibat kerusuhan di Papua dan Papua Barat.
Sebelumnya unjuk rasa yang berujung kerusuhan terjadi di Manokwari dan Jayapura, kemudian menjalar ke Sorong, Fakfak dan Timika. Pengujuk rasa menentang tindakan rasis dan diskriminasi yang diterima sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
Aksi unjuk rasa menolak rasisme di Kota Sorong dengan memblokade jalan dan membakar ban hingga berakhir ricuh selama tiga hari berdampak bagi pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Pasalnya, setiap wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat harus melalui Bandara Domine Eduard Osok Sorong, kemudian melanjutkan perjalanan ke Raja Ampat menggunakan kapal.
Dampak dari aksi massa yang anarkis di Sorong tersebut, kunjungan wisatawan di Piaynemo Kabupaten Raja Ampat selama sepekan berkurang.
Tidak hanya itu, Sekolah di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, diliburkan mengantisipasi rencana aksi unjuk rasa menuntut pelaku rasisme bagi mahasiswa Papua di Surabaya ditangkap.
Kendati demikian Presiden Jokowi Widodo menyebutkan bahwa kondisi di Tanah Papua sudah berangsur normal, pascakerusuhan atas reaksi dari pengepungan mahasiswa Papua di Jalan Kalasan Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: Menpar: Kunjungan wisata di Indonesia tidak terpengaruh kondisi Papua
Baca juga: Presiden Jokowi sebut kondisi di Papua sudah kembali normal
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019