Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Selatan hingga 26 Agustus 2019 sudah mencakup area seluas 1.822 hektare menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori di Palembang, Senin, mengatakan bahwa hutan dan lahan yang terbakar mayoritas berada di Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Ogan Ilir.
"Kebakaran di Muara Medak, Bayung Lencir, hingga kini masih terjadi sehingga membuat luasan lahan terbakar terus bertambah dalam sepekan terakhir," katanya.
Menurut dia, kebakaran hutan dan lahan meluas antara lain karena area yang terbakar mayoritas lahan gambut berkedalaman lebih dari 0,5 meter yang sudah sangat kering karena sudah 36 hari tidak hujan terhitung Senin (26/8), sumber air cukup jauh dari area kebakaran, dan tiupan angin kencang.
Selain itu, lokasi lahan yang terbakar susah dijangkau dari darat sehingga pemadaman api hanya dilakukan dengan mengandalkan upaya pemadaman lewat udara menggunakan helikopter.
"Saat ini empat helikopter telah diturunkan untuk melakukan water bombing (pengeboman air) di Musi Banyuasin, serta tiga helikopter di-stand by-kan (disiagakan) untuk melakukan pemantauan serta melakukan water bombing di kabupaten lainnya," kata Ansori.
Selain mengerahkan helikopter dan 400 personel, Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla Sumatera Selatan juga mengerahkan belasan alat berat untuk membuat sekat bakar di kawasan Bayung Lincir, Musi Banyuasin.
Selain di Musi Banyuasin, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di bagian Sumatera Selatan yang lain seperti Indralaya.
Baca juga:
Asap kebakaran hutan Sumsel capai Riau dan Jambi
Gubernur Sumsel: Lahan terbakar di Musi Banyuasin sudah 700 hektare
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019