• Beranda
  • Berita
  • Kemenkeu: Penguatan sumber pertumbuhan domestik untuk antisipasi dunia

Kemenkeu: Penguatan sumber pertumbuhan domestik untuk antisipasi dunia

27 Agustus 2019 14:53 WIB
Kemenkeu: Penguatan sumber pertumbuhan domestik untuk antisipasi dunia
Kepala BKF Kemenkeu Suahasil Nazara. ANTARA/Indra Arief Pribadi

Sepertinya sumber pertumbuhan dari luar negeri akan sangat volatile. Oleh karena itu Indonesia harus betul-betul fokus menjaga sumber pertumbuhan domestik, sepeti konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah dan investasi

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan penguatan sumber pertumbuhan ekonomi di dalam negeri sangat penting untuk mengantisipasi kondisi global yang masih diliputi ketidakpastian.

"Sepertinya sumber pertumbuhan dari luar negeri akan sangat volatile. Oleh karena itu Indonesia harus betul-betul fokus menjaga sumber pertumbuhan domestik, sepeti konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah dan investasi," kata Suahasil di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, salah satu upaya untuk memperkuat sumber pertumbuhan ekonomi domestik adalah dengan menjaga pelaksanaan kinerja APBN, baik dari sisi penerimaan maupun belanja, agar terjadi kesinambungan yang dapat menstimulus kegiatan ekonomi.

"Posisi Indonesia membaik dibandingkan dengan negara lain, tapi kita jaga melalui APBN, agar kondisi ekonomi dalam negeri tetap kuat dan mampu mendorong pertumbuhan, meski ada tantangan global," kata Suahasil.

Ia memastikan pelaksanaan kinerja APBN itu telah berjalan optimal, yang terlihat dari membaiknya realisasi belanja pemerintah, serta mampu mengawal momentum pertumbuhan ekonomi, hingga semester I-2019, tercatat sebesar 5,05 persen.

Dengan upaya tersebut, Suahasil menyakini pertumbuhan ekonomi pada akhir 2019 bisa berada pada kisaran 5,1 persen-5,2 persen, atau tidak jauh dari proyeksi dalam APBN sebesar 5,3 persen.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam penilaian terbaru memaparkan sejumlah risiko global yang berpotensi meluas dan mempengaruhi kondisi perekonomian yaitu peningkatan tensi perang dagang AS-China dan tensi politik di Jepang-Korea, Argentina serta Hong Kong.

Pernyataan Presiden Trump untuk kembali menaikkan tarif impor barang dari China serta pernyataan yang ditujukkan kepada Bank Sentral AS (The Fed) ikut memberikan sentimen negatif pada pasar global yang terlihat dari kenaikan indeks volatilitas secara signifikan.

Selain itu, penurunan harga komoditas global yang terus berlanjut sejak Juni ikut mempengaruhi kondisi global terutama karena adanya perlemahan harga pada sejumlah komoditas seperti logam, minyak mentah dan batu bara.

Baca juga: OJK: Bank wakaf mikro ciptakan sumber pertumbuhan domestik

Baca juga: Pertumbuhan ekonomi domestik dibayangi berbagai risiko


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019