Ketua Dewan Kerajinan Rakyat Nasional (Dekranas) Mufidah Jusuf Kalla mengemukakan produk tenun dari dua kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur di antaranya Sikka dan Alor telah mendapat sertifikat indikasi geografis dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).Saya berharap produk tenun dari daerah lain segera menyusul karena tenun ikat ini ciri khasnya NTT saat ini semakin mendunia.
"Saya sudah mendengar kalau tenun ikat Sikka, tenun ikat dan tenun songket Alor telah mendapatkan sertifikat indikasi geografis dari Kementerian Hukum dan HAM," katanya saat memberikan sambutan dalam acara dialog bersama yang dipusatkan di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT di Jalan El Tari, Kota Kupang, Rabu.
Ia mengatakan sertifikat indikasi geografis ini penting untuk dapat melindungi konsumen dan produsen dari pemalsuan barang.
Dijelaskannya, produk tenun sangat erat dikaitkan dengan kreatifitas lokal sehingga ia menekankan pentingnya hak kekayaan inteketual mendapat perhatian serius.
Baca juga: Mufidah Jusuf Kalla minta perajin tenun NTT fokus tenun ikat
Baca juga: NTT kritisi penjiplakan tenun Sumba oleh desainer Jepara
Kain Tenun Khas NTT yang Unik dan Menarik
Untuk itu, ia berharap karya tenun dari daerah lainnya juga mendapat sertifikat indikasi geografis mengingat NTT memiliki 21 kabupaten dengan motif tenun yang berbeda-beda.
"Saya berharap produk tenun dari daerah lain segera menyusul karena tenun ikat ini ciri khasnya NTT saat ini semakin mendunia," kata Isteri Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla itu.
Dalam kunjungannya, Mufidah Jusuf Kalla yang didampingi sejumlah jajaran pengurus Dekranas Pusat menggelar dialog sekitar dua jam bersama ratusan penenun di NTT.
Di akhir kegiatan, ia mengunjungi sejumlah stan produk kerajinan tangan seperti tenun ikat, tas anyaman daun pohon lontar, lukisan kayu, perhiasan, dan lainnya yang dihadirkan di lokasi kegiatan.
Hadir dalam kegiatan itu, Wakil Gubernur NTT beserta jajaran unsur Forkopimda Provinsi dan Kota Kupang, Ketua Dekranasda Provinsi NTT Julie Sutrisno Laiskodat beserta jajaran pengurus daerah dari 22 kabupaten/kota.*
Baca juga: Wagub NTT sayangkan plagiat motif tenun Sumba
Baca juga: DPRD desak pemerintah NTT sikapi upaya plagiat motif Sumba
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019