Kegiatan yang diikuti anggota TNI-Polri dan seluruh potensi SAR tersebut dibuka Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama, bersama Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah di Mataram, Rabu.
"Pertemuan yang digelar hari ini dalam rangka menunjang kegiatan penyelenggaraan tugas-tugas pencarian dan pertolongan, baik pada kecelakaan penerbangan, kecelakaan kapal, bencana alam, dan kondisi membahayakan manusia," kata Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama.
Baca juga: Demi tugas SAR, Agung melawan was-was meninggalkan keluarga
Menurut dia, kunci sukses penanganan suatu kejadian kecelakaan dan bencana adalah kerja sama, soliditas dan sinergi dari setiap institusi atau organisasi yang terlibat dalam sebuah operasi pencarian dan pertolongan.
Semua potensi SAR hadir dengan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki, kemudian dihimpun oleh sebuah sistem operasi yang menjamin bahwa kemampuan dan kekuatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjawab tantangan tugas di lapangan.
Budi menambahkan Basarnas sebagai lembaga pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat harus hadir, saling mendukung, dan bersinergi dalam memberikan pelayanan pencarian dan pertolongan sesuai amanah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.
"Peran potensi SAR sangat penting mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Basarnas. Dengan adanya rapat koordinasi dan latihan di daerah ini lah salah satu upaya kita menyinkronkan dan memberi penjelasan tentang keterlibatan potensi SAR," ujarnya.
Baca juga: Cerita orang tangguh di Lombok
Saat ini, kata dia, jumlah personel yang dimiliki Basarnas sebanyak 3.500 orang yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut baru 30 persen dari ideal kebutuhan sumber daya manusia sebanyak 10.000 orang.
Budi menambahkan pemerintah pusat sedang berpikir keras supaya bisa memberikan lebih lagi kepada daerah untuk memenuhi kebutuhan personel Basarnas dan meningkatkan kelengkapan alat utamanya.
"Setiap tahun Basarnas memperoleh tambahan personel sebanyak 200 orang. Namun, jumlah tersebut seimbang dengan yang keluar setiap tahunnya. Oleh sebab itu, peran potensi SAR sangat penting mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh Basarnas," katanya.
Baca juga: Sekeluarga nelayan Bima selamat setelah berhari-hari mengapung di laut
Wakil Gubernur NTB Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah, juga mengakui bahwa sinergitas menjadi hal pokok dalam menghadapi suatu bencana.
Pihaknya juga tidak bisa bekerja sendiri ketika menghadapi suatu bencana. Namun, dibutuhkan sinergi yang kuat dengan pihak lain, baik Basarnas, TNI-Polri dan potensi SAR lainnya.
"Yang paling menjadi perhatian kita semua adalah koordinasi dalam penanganan bencana. Saat rapat koordinasi kebencanaan yang dihadiri Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, ada pertanyaan apa hal yang paling sulit dirasakan saat bencana, jawabannya koordinasi. Kenapa demikian, karena kita belum memiliki sistem mitigasi kebencanaan yang baik," katanya.
Baca juga: Basarnas: NTB idealnya miliki 200 personel SAR
Basarnas evakuasi 311 korban kebakaran KM Santika Nusantara
Pewarta: Awaludin
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019